” Jika seseorang karena gelar, pangkat dan jabatannya. Lalu melihat orang lain dengan sebelah mata (merendahkan). Pertanda dia terlalu tinggi posisinya. Belum pantas menyandangnya. ” Itu ujar Guru Malamku.
Misal ketika melihat orang lain tanpa gelar tapi sukses di bidang yang lain. Aktualisasi diri. Pembuktian di lapangan di tengah masyarakat dengan daya upaya nyata agar bermanfaat bagi orang lain.
Konkret komentarnya ;
Ah, dia bisa begitu karena kebetulan dan keberuntungan saja. Bukan karena kreatif inovatifnya memberdayakan ilmunya. Belum tentu juga esok akan abadi. Fana saja itu.
Ah, itu kan cuma dagang atau harta saja, indikasi sukses bukan harta dan dagang semata. Banyak di pinggiran jalan seperti itu. Masih banyak lagi manifestasi pandangan sebelah matanya.
Mungkin termasuk juga melihat ;
1. Mas Sujarwo, Banyuwangi, lulusan SMP, pekerjanya 135 orang yang 50% sarjana. Hari – harinya padat dengan kegiatan sosial kemanusiaan. Karena usahanya terbentuk sistem dikelola oleh tim profesional.
2. Mas Andang di Jombang, Mas paidi di Madiun dan Mas Juliono di Kediri. Mereka non sarjana, ratusan orang karyawannya dan plasmanya ratusan KK. Tiada lelah berbuat nyata di tengah masyarakat jadi suri tauladan.
3. Pak Kopral H. Haryanto, non sarjana pemilik PO Bus Haryanto 250 lebih unitnya di Kudus, 4 lokasi rumah makan dan SPBU nya. Sekitar 6.000 anak yatim piatu dibiayai hidupnya. Cipta lapangan kerja juga banyak sekali.
4. Begitu juga H. Sarjono di Lampung, Wayan Riyana di Buleleng Bali, Sersan Mugianto, Cak Andi Sirait Eksportir. Kesemuanya non sarjana. Tapi mandiri dan membangun mental dan hidup trampil agar mandiri ke banyak anak muda dari tahun ke tahun, tiada henti. Bermanfaat bagi orang lain.
Salam 🇲🇨
Wayan Supadno
Pak Tani
Hp 081586580630