Sekalipun saya cuma Pak Tani, sering kali bermimpi andaikan ada 5 juta pemuda petani inovatif buah tropis. Mungkin tiada lagi impor dan tiada lagi 17 juta hektar lahan terlantar langganan kebakaran dan tidak perlu banyak mendatangkan investor asing (PMA).
Sekitar 4 bulan lalu, saya kedatangan tamu pejabat Bank Indonesia. Mengajak diskusi, karena mau investasi kebun. Saya manfaatkan dengan baik untuk belajar, mencari tahu hal perbankan dan banyak hal. Seusai membahas agribisnis.
Menuturkan bahwa kredit bank di Indonesia masih didominasi untuk konsumtif sekitar 70%, untuk investasi produktif hanya 30%. Terbalik dengan di negara – negara maju, di sana kredit investasi produktif justru 75%, yang 25% untuk kredit konsumtif.
Tapi beberapa tahun terakhir kredit investasi mengalami peningkatan. Patut disyukuri. Suku bunga bank turun drastis, yang tujuannya agar iklim investasi makin tumbuh. Saat ini bunga tabungan hanya 0%/tahun dan deposito 2,5%/tahun. Agar tidak menabung, tapi investasi produktif.
Presiden Jokowi sering menekankan agar semua pihak melayani dan memberi kemudahan investasi. Terakhir mengancam mau mengganti Dirjen Imigrasi, jika menyulitkan investasi. Demi tercipta lapangan kerja dan lainnya. Sehingga mengundang investor/pengusaha asing (PMA).
Padahal asal mau sangat mudah. Sudah di atas 960 ha saya cetak kebun di Kandis Riau kini bernama ” Kampung Wayan ” saya jual kavelingan ke ratusan KK petani. Telah jadi kampung ada pasar, PLN dan lainnya. Di Pangkalan Bun lebih dari 880 ha, telah jadi kebun juga terjual ke puluhan KK petani.
Pada ke 2 lokasi tersebut. Semua karyawan wajib berkarakter, cerdas, ngembang dan makmur. Di Kandis Riau ada 32 ha saya bagikan gratis ke 16 karyawan, semua anak muda. Kini mereka pada sukses. Di Pangkalan Bun, ikut saya 5 tahun, jika tidak punya kebun saya ancam di PHK agar berjuang untuk masa depannya.
Salam 🇲🇨
Wayan Supadno
Pak Tani
Hp 081586580630