Empiris.
Sungguh, saya munafik jika tidak suka dan membiasakan untuk membekali diri. Sejak dini. Sehingga sekalipun pendidikan formalnya hanya D3 Kesehatan Universitas Airlangga Surabaya dan Militer di Magelang.
Tapi saat ini, sedikit banyak tahu ilmu dan mempraktikkan hal bisnis, tani, ternak sapi dan formulasi sekaligus memproduksi pupuk hayati. Karena suka membekali diri informal. Karena tahu diri, siapa diri ini.
Itulah jawaban saya ke adik – adik kawula muda yang saat ini sedang belajar dan mencari ilmu lapangan pada tempat usaha saya di Pangkalan Bun Kalteng. Mereka merdeka belajar. Mereka tanya ke saya hal pendidikan.
Kisahnya, sejak anak – anak saya mulai sekolah. Tiap kali kami sekeluarga rekreasi malam minggu ke mal, sedapat mungkin beli minimal 5 judul buku. Habis dalam seminggu. Beragam ilmu yang saya butuhkan. Agar dari waktu ke waktu tambah ilmu dan wawasan.
Selain itu punya prinsip, saya harus mesra dengan para pakar. Mutlak. Sehingga kapanpun saya bisa mengadu ke banyak Guru Besar di beberapa Perguruan Tinggi. Jika menghadapi kesulitan. Bahkan hingga kuliah ilegal sunyi senyap ke IPB University, pernah saya jalani.
Harapan saya, agar anak – anak muda tersebut juga lebih dari saya. Jadi manusia lebih pembelajar. Manusia yang tahu diri lalu selalu membekali diri dengan ilmu. Terpenting langsung dipraktikkan pada kesempatan pertama. Guna menuai ilmu hikmah, yang bermanfaat.
Saya menekankan, agar pada kesempatan pertama memulai usaha. Diiringi studi formal jenjang lebih tinggi lagi Strata 2 (Master) lanjut Strata 3 (Doktor). Dengan begitu, kelak jadi pengusaha bergelar Doktor. Otomatis jadi manusia yang dibutuhkan.
Apapun alasannya, pendidikan formal sangat – sangat penting. Pendidikan di lapangan juga tidak kalah pentingnya. Keduanya proses membekali diri. Keduanya hal utama pertama.
Hanya saja uang SPP nya, lebih mahal pendidikan di lapangan. Saat proses menjalankan usaha. SPP kuliah usaha nyata itu mahal misal ; rugi, gagal, tertipu dan bangkrut.
Itulah SPP nya agar dapat ilmu hikmah jadi pengusaha agar tidak lagi rugi, tidak lagi tertipu, tahu ilmu bangkit dari gagal bangkrut dan tahu mengembangkan usaha berbekal ilmu hikmah dari langkah sebelumnya.
Pendek kata, SPP kuliah agar jadi praktisi teramat mahal. Selain harus banyak membaca buku. Membangun hubungan baik secara emosional dan banyak belajar ke ahlinya. Juga harus pernah membiayai rugi, tertipu, gagal, bangkrut dan lainnya. Hehe..
Salam 🇲🇨
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630