Agar kita dapat banyak ilmu hikmah sumber pembelajaran kehidupan. Perlu kita menyimak banyak kisah skala negara, perusahaan dan keluarga saat terjadinya perang atau krisis , di saat ini sedang mulai berlangsung Perang Dunia (PD) lll.
Skala Negara :
1). Jerman.
Kondisi Pasca PD ll, hancur total 70% kota besar rusak berat, industri lumpuh dan inflasi naik liar ekstrem. Hingga terpecah jadi 2, Jerman Barat Pro AS dan Jerman Timur Pro Uni Soviet. Semua rakyat Jerman menderita, kelaparan hebat.
Tapi tahun 1950 sd 1965 Jerman Barat sudah jadi negara maju ekonomi terbesar ke – 3 dunia. Hingga dapat julukan dunia, ” Wirtschaftswunder/ Keajaiban Ekonomi Jerman “. Caranya mengendalikan inflasi dan industri dihidupkan.
2). Jepang
Kondisi Pasca PD ll, Hiroshima dan Nagasaki hancur lebur. Jumlah pengangguran 9 juta orang. Kelaparan ekstrem terjadi massal. Kehilangan seluruh wilayah koloninya. Hingga sekarang masih menyisakan trauma bom atom nya.
Tapi tahun 1960 sd 1990, Jepang telah jadi negara kuat, ekonominya terbesar ke 2 dunia. Hingga produk inovatifnya jadi pemimpin global misal Toyota, Honda, Sony, Panasonic dan lainnya. Caranya membangun pendidikan dan inovasi.
3). Singapura.
Negara miskin sumber daya alamnya, hanya kota pelabuhan kecil. Tahun 1965, perang. Rasisme, pengangguran dan kerusuhan sosial sangat tinggi. Kelaparan tidak bisa dihindari karena sangat rendah daya belinya.
Tapi 50 tahun berikutnya jadi negara terkaya dan paling efisien di dunia. Caranya memilih pemimpin kuat dan disiplin yaitu Lee Kuan Yew. Pemerintahan bersih dan efisiensi tinggi. Sekarang pendapatan per kapitanya hampir 20 kali lipatnya Indonesia.
Skala Pengusaha ;
1). Chairul Tanjung.
Sebelum krisis moneter 1998, bisnisnya relatif kecil. Tiada pernah punya mimpi jadi konglomerat karena persaingan saat sebelum krismon terlalu berat, didominasi oleh konglomerat yang ada dan penguasa Orde Baru.
Tapi sekarang punya CT Corp (Trans TV, Transmart, Bank Mega). Strateginya cepat adaptasi terhadap situasi, karena melakukan proses antisipasi sejak dini. Bank Karman kolaps dibeli diubah jadi Bank Mega, tumbuh pesat. Menggurita ke media, ritel dan lainnya.
2). Garubaldi Thohir (Boy Thohir).
Karir bisnisnya melejit pasca krismon 1998, saat aktif mengembangkan Adaro. Dulunya belum nampak di permukaan kalangan pengusaha top Indonesia. Termasuk figur penting dalam kebangkitan energi nasional.
Caranya melihat peluang restrukturisasi sektor energi dan tambang, saat kolaps pada dijual murah. Dianggap sebagai penyelamat banyak nasabah macet di perbankan. Padahal di balik itu, dia dapat cuan besar – besaran.
3). Di Bali.
Saat krisis pariwisata Pandemi Covid 19, di Bali ekonominya lumpuh total. Banyak kredit macet, wujud jaminan tanah, rumah, hotel, restoran dan lainnya. Sehingga banyak yang dijual murah asal lunas.
Peluang ini banyak aset bisnis yang dibeli oleh para investor baru dari luar Bali. Memanfaatkan peluang, di balik ancaman. Mengatasi ketegangan antara debitur dan kreditur dalam sengketa perbankan yang macet kreditnya.
Ilmu hikmahnya bahwa kekuatan terbesar ada pada persatuan dan kesatuan masyarakat yang tidak mudah diadu domba. Kekuatan ketahanan ada pada pangan, energi dan teknologi yang mandiri berdaulat. Responsif dengan antisitipasi sebuah solusi.
Salam 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630