Mon. Jun 23rd, 2025

Empiris..
Agar anak muda Indonesia mudah dapat ilmu hikmah, jadi bekal membangun diri untuk jadi petani integratif inovatif lalu bisa kompetitif. Sehingga pada bisa cipta lapangan kerja jumlah banyak. Berikut kisah saya pribadi.

Tahun 2016 saya dapat penghargaan dari negara sebagai ” Petani Inovatif ” diberikan saat Hari Pangan Sedunia. Karena saya menerapkan proses inovatif remediasi lahan. Sama persis yang diterapkan oleh negara maju, tapi miskin alamnya.

Biang mikrobanya Bio Extrim, biopestisidanya Bomax dan hormonalnya Hormax. Semua formulasi karya saya, hasil penelitian saya, paten terdaftar di Ditjen Haki Kemenkumham RI. Produk saya tersebut banyak beredar di pasar termasuk online. Bisa dicek di Google.

Mengubah lahan tandus 21 hektar di Jonggol Bogor jadi sawah produktif. Lahan berpasir jadi kebun buah naga luas 37 hektar, jeruk chokun 17 hektar dan sawit puluhan hektar. Lahan pasca tambang pasir dan emas/puyak saya ubah dengan inovasi remediasi jadi sehat, subur dan produktif, di Pangkalan Bun Kalteng.

Remediasi lahan, proses perbaikan atau pemulihan kondisi lahan yang rusak atau tercemar agar dapat kembali berfungsi secara optimal, baik untuk pertanian, kehutanan, ataupun ekosistem alami. Lalu produktif jangka panjang.

Tujuan remediasi bisa meliputi ;

Menghilangkan kontaminan, seperti logam berat, bahan kimia berbahaya dan lainnya.

Mengembalikan kesuburan tanah

Memperbaiki struktur tanah dan kemampuan menahan air.

Ciri-ciri lahan sehat dan subur ;

1). Struktur tanah gembur dan mudah diolah

2). Kaya bahan organik (humus/asam humat/humic acid).

3). Warna tanah gelap, warna cokelat tua atau kehitaman.

4). pH tanah netral atau mendekati netral, sekitar 6–7.

5). Kehidupan aktif, misal cacing, mikroba, fungi dan lainnya.

6). Daya serap air baik, tidak mudah erosi.

7). Mengandung unsur hara lengkap (N, P, K, mikro nutrien)

Ciri-ciri lahan tandus:

1). Tanah keras dan padat, sulit menyerap air.

2). Warna tanah pucat bisa abu-abu, kemerahan, atau keputihan.

3). Minim bahan organik

4). Tingkat keasaman atau kebasaan ekstrem

5). Sedikit atau tidak ada kehidupan mikroba.

6). Rentan erosi atau longsor

7). Produktivitas sangat rendah.

Contoh nyata remediasi lahan sukses:

1). Republik Rakyat Tiongkok (RRT):

Proyek besar, “Great Green Wall” (Tembok Hijau Besar)

Lokasi, Gurun Gobi dan sekitarnya

Remediasi, penanaman pohon besar-besaran untuk menghentikan desertifikasi

Hasilnya, mengurangi perluasan gurun, menurunkan badai pasir, meningkatkan tutupan hijau

2). Israel

Proyek, pertanian gurun Negev

Teknologi, irigasi tetes, penggunaan air limbah olahan, rekayasa mikrobiologi tanah.

Remediasi, membuat tanah gurun bisa ditanami dengan efisiensi tinggi

Hasilnya, Israel menjadi eksportir hasil pertanian meski mayoritas wilayahnya kering

3). Ethiopia

Lokasi, daerah Tigray dan Amhara

Remediasi, terasering, reboisasi, penguatan partisipasi masyarakat

Hasilnya, lahan gundul berubah hijau, produktivitas meningkat, sungai yang kering kembali mengalir

4). India

Contoh, proyek di Rajasthan dan Andhra Pradesh

Remediasinya, penanaman pohon dan pembuatan bendungan kecil.

Hasilnya, peningkatan air tanah, pertanian kembali tumbuh

5). Korea Selatan

Pasca perang Korea, lahan rusak parah

Remediasinya, program nasional reboisasi dan konservasi tanah

Hasilnya, tutupan hutan naik dari 35% (1950-an) ke lebih dari 60%

Salam Inovasi 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *