Wayan Supadno
Maksudnya kemampuan untuk membangun ekosistem di dalam pribadi pengusaha atau perusahaan dalam menghadapi berbagai gejolak tekanan yang datang silih berganti.
Sehingga mampu bertahan bahkan sesulit apapun tetap tumbuh dan berkembang. Lalu keberadaannya dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.
Manfaat itu di antaranya cipta lapangan kerja bagi pengangguran jadi produktif, membayar pajak jumlah besar rutin untuk memperkuat APBN, menampung hasil bumi dan lainnya.
Tekanan dalam usaha adalah semua faktor yang bisa menghambat pertumbuhan, mengurangi keuntungan, bahkan jadi sebab bisnis rugi atau tutup. Karena daya tekan terhadap telalu berat dan kompleks.
Wujud tekanan dalam usaha.
Fluktuasi harga, harga hasil panen jatuh. Contoh: sawit, padi, kopi. Misal karena EUDR melarang perdagangan di Uni Eropa. Banjirnya barang impor, justru saat panen raya.
Perubahan cuaca, banjir, kekeringan, angin puting beliung, kebanjiran yang berakibat kebun tidak bisa dipanen atau dipupuk tepat waktu.
Hama dan penyakit, serangan wereng, ulat grayak, ganoderma, gangguan premanisme dan pencurian oleh masyarakat.
Perubahan regulasi, larangan ekspor, pajak baru, intervensi sepihak oleh Kementerian Kehutanan terhadap kebun sawit dan lainnya.
Persaingan pasar, muncul pesaing baru, produk impor lebih murah dan adanya ” strategi dagang dumping ” oleh importir jadi sebab petani kapok bertani.
Krisis ekonomi global, nilai tukar dolar naik, pupuk mahal. Atau sebaliknya upah tenaga kerja jadi teramat mahal lalu produk tidak kompetitif.
Perubahan selera konsumen orang beralih ke produk organik ramah lingkungan agar berkelanjutan atau tren diet baru.
Cara membangun ekosistem usaha agar tahan tekanan.
Ekosistem usaha artinya membangun lingkungan bisnis yang kuat, saling terhubung, dan bisa saling bantu.
Caranya:
a) Diversifikasi produk.
Jangan hanya mengandalkan satu komoditas.
Contoh kebun sawit jangan cuma jual CPO, bisa juga jual cangkang, tandan kosong jadi pupuk, atau biodiesel.
b) Membangun kemitraan.
Gabung koperasi, asosiasi petani, atau kerjasama dengan pabrik pengolah. Agar ada jaminan pasar dan harga lebih stabil.
c) Adaptasi teknologi
Memakai alat monitoring cuaca, drone, sistem irigasi otomatis dan mekanisasi lainnya.
d) Manajemen keuangan dan dana cadangan.
Biasanya petani atau UMKM agro pakai koperasi simpan pinjam.
e) Inovasi model bisnis.
Tambahkan layanan baru. Jual hasil panen dan pengolahan. Jual ke pasar langsung online shop atau social commerce.
f). Penguatan brand dan komunitas
Buat produk punya nilai lebih. Contoh label organik, produk lokal premium.
Aktif di komunitas, supaya ketika ada tekanan pasar, tetap punya pelanggan loyal.
Salam Inovasi 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630