Tue. Jun 24th, 2025

Wayan Supadno

Carol Dweck, seorang psikolog dari Stanford University, adalah tokoh utama di balik konsep growth mindset (pola pikir tumbuh dan berkembang).

Menurut Dweck, pertumbuhan pola pikir adalah keyakinan bahwa kemampuan dasar seseorang dapat dikembangkan melalui dedikasi, kerja keras, dan strategi yang tepat.

Ini berbeda dengan fixed mindset (pola pikir tetap), yaitu keyakinan bahwa bakat atau kecerdasan adalah bawaan dan tidak bisa berubah. Bersifat statis bawaan lahir.

Pendapat Utama Carol Dweck tentang Growth Mindset :

1). Kemampuan bukan hal tetap.

Dweck percaya bahwa otak seperti otot, semakin sering digunakan dan dilatih, semakin kuat dan berkembang.

2). Proses lebih penting dari pada hasil.

Ia mendorong agar anak-anak dan orang dewasa dihargai atas usaha, strategi dan ketekunan, bukan hanya nilai atau hasil akhirnya.

3). Kegagalan adalah kesempatan belajar.

Dweck menekankan bahwa orang dengan growth mindset melihat kegagalan sebagai pengalaman untuk tumbuh, bukan sebagai bukti ketidakmampuan.

4). Pujian yang salah bisa berbahaya.

Jika anak-anak terlalu sering dipuji karena “ cerdas ” tanpa melihat usahanya, mereka cenderung takut gagal dan menghindari tantangan.

Kutipan terkenal dari Carol Dweck :

“ Becoming is better than being/
Menjadi lebih baik itu lebih penting daripada hanya sekadar menjadi ”.

Contoh :

1). Fase Anak

Anak kecil yang selalu dapat kemudahan dari orang tuanya, cenderung akan selalu berharap dapat warisan harta dari orang tuannya saat remaja dan saat tua belum tentu bisa mengelolanya. Karena tanpa terlibat dalam proses.

2). Fase Remaja.

Anak siswa saat sekolah hingga kuliah jika sering menghadapi ” kalimat matematika ” cenderung akan punya daya nalar analisis yang tinggi, padahal ini pondasi utama pengusaha setelah proses lahirnya intuisi bisnis.

3). Fase Dewasa.

Seseorang yang cenderung mau belajar hal baru sekaligus dipraktikkan, bukan sekedar dihafal saja. Umumnya akan tidak suka menyerah dan ini hal mutlak harus dimiliki seorang pengusaha.

4). Belajar dari Gagal.

Seseorang yang suka ” berbuat beda “, biasanya pola pikir maupun tutur katanya, juga beda. Gagal dianggap proses pembelajaran. Dikaji ulang agar tahu sebab gagal, diulangi proses dengan penyempurnaan, lalu sukses karena sudah tahu caranya.

Ilmu hikmahnya, pola pikir bisa tumbuh . Tidak terfiksasi karena bawaan lahir saja. Harus dibangun oleh dirinya. Kalau sudah sadar mau jadi apa, maka harus sadar juga harus mulai melakukan apa, niscaya kemampuan pola pikir dan nasib akan berubah pula. Tergantung kita.

Salam Inovasi 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *