Wayan Supadno
Banyak orang menunda – nunda mengawali usaha. Padahal cita – citanya ingin jadi pengusaha, karena hatinya terpanggil terhadap masalah masyarakat banyak pengangguran, mau direkrutnya.
Sayangnya, merasa tidak punya modal. Menganggap modal paling penting. Bukan kualitas dirinya yang paling penting padahal sudah sarjana bahkan alumni pascasarjana kampus top markotop, katanya.
Berikut ini kisah nyata bisa ditiru ATP (amati, tiru, plek) atau ATM (amati, tiru, modifikasi). Mereka mengawali usaha tanpa modal, jika sudah dapat laba, dikumpulkan jadi modal usaha atau investasi sumber passive income.
1). Supplier.
Seminggu lalu, saya share ke 2 Group WA. Bahwa saya butuh kemasan produk saya. Pupuk, botol VCO eceran, kardus buah, stiker dan lainnya. Saya tulis bahwa butuhnya jutaan dalam setahunnya. Responnya member banyak sekali, 9 orang.
Contoh produk dan penawaran sekejap terkumpul di rumah Kota Wisata Cibubur. Ada beberapa yang jumpa langsung dengan saya. Ada yang cerita mau ATM pola saya dulu saat mulai usaha, mencarikan atau menjualkan milik orang lain.
Mereka punya harapan, jika 6.000/hari atau 2 juta pcs/tahun. Lalu mengambil laba Rp 100/kg. Jelas labanya Rp 200 juta/tahun. Dibangun tim solid dan ekosistem internal, lalu orang lain yang kerja. Ditinggal cari bisnis lain lagi. Agar makin banyak lagi merekrut pengangguran.
2). Cetak Kaplingan Rumah Kebun.
Beberapa tahun silam, selama 2 tahun saya pasang plang ” Dijual Tanah ” di lahan saya di Jonggol Bogor Timur. Tidak laku. Karena banyak alasan calon pembeli yang membatalkan, termasuk dianggap terlalu luas 8,6 hektar. Juga beragam alasan lainnya.
Datang ke rumah saya di Cibubur, 2 pemuda. Mereka punya skill IT Marketing. Hebat alumni S2 Kampus di Jakarta. Mau membeli semua lahan saya tersebut semua 8,6 hektar, tapi dibayar bertahap 2 tahun. Dikaplingkan rumah kebun durian 1.000 meter/kapling.
Ternyata sebelum membuat Akta Perjanjian. Melakukan intelijen pasar dulu. Dikaji serius. Alhasil, baru setahun sudah laku 4 hektar. Omzetnya bisa melunasi 8,6 hektar. Praktis labanya di atas Rp 10 miliar, padahal tanpa modal. Modal ide cerdas dan skill IT Marketing.
Ibaratnya modal dengkul. Modal saya percaya kepada mereka berdua. Dibuat Site Plan, ada jalan dan ditanam bibit remaja Durian Montong dan Musang King dari saya juga. Dipupuk Bio Extrim Granul dan Hormax, juga produk saya. Mereka hebat. Saya dan konsumen puas semua.
Ilmu hikmahnya, jangan terlalu takut berlebihan untuk mengawali usaha. Jangan dianggap jika semua serba ada akan lancar, padahal umumnya jika belum berpengalaman. Segalanya bisa lenyap, itulah SPP belajar usaha. Ilmunya usaha, di balik gagal tersebut.
Salam Inovasi š®š©
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630