Tue. Jun 24th, 2025

IMPLIKASI MINIMNYA PEBISNIS

Wayan Supadno

Desa Wunut, Kec. Tulung, Kab. Klaten Jateng. BUMDes nya tahun 2023 omset Rp 7,8 miliar dengan laba Rp 5,7 miliar. Tahun 2024 omzetnya Rp 6,4 miliar. Rakyatnya makmur sejahtera dan dapat THR, saat ini.

Karena Kadesnya berjiwa pebisnis sosial. Mampu melahirkan intuisi ide gagasan bisnis dengan apapun keadaan alam di desanya. Sebaliknya, banyak desa lebih kaya alamnya. Tapi justru tidak seperti ini.

Itulah contoh bisa diambil ilmu hikmahnya bagi anak muda. Betapa sangat berharganya arti ” mutu manusia “. Jika tanpa jiwa pebisnis banyak dampak negatifnya. Jika skala nasional, silahkan dibayangkan sendiri.

Minimnya jumlah pebisnis dalam suatu negara atau wilayah dapat memiliki berbagai implikasi, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun pembangunan. Berikut beberapa dampaknya:

1). Pertumbuhan ekonomi terhambat

Kurangnya pebisnis berarti lebih sedikit usaha yang berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Inovasi dan perkembangan industri berjalan lebih lambat.

2). Kurangnya lapangan pekerjaan

Minimnya bisnis berarti lebih sedikit perusahaan yang menyerap tenaga kerja, meningkatkan angka pengangguran. Masyarakat lebih bergantung pada sektor formal (pemerintah dan perusahaan besar), yang kapasitasnya terbatas.

3). Daya saing nasional lemah

Negara dengan sedikit pebisnis sulit bersaing di pasar global. Impor barang dan jasa meningkat karena kurangnya produksi lokal. Rupiah terus melemah dari tahun ke tahun. Cadangan devisa rendah.

4). Ketimpangan sosial dan ekonomi

Kekayaan hanya berputar di segelintir orang yang memiliki bisnis besar. Kesenjangan antara kaya dan miskin makin lebar karena akses terhadap sumber daya ekonomi terbatas.

5). Minimnya inovasi dan teknologi

Bisnis mendorong penelitian dan inovasi. Jika pebisnis sedikit, maka pengembangan teknologi dan produk baru juga melambat. Ketergantungan terhadap teknologi luar negeri meningkat.

6). Pendapatan negara berkurang.

Pajak dari sektor bisnis merupakan sumber utama pendapatan negara. Jika bisnis sedikit, maka penerimaan pajak juga menurun. Negara menjadi lebih bergantung pada utang atau sumber daya alam yang tidak terbarukan.

7). Meningkatnya ketergantungan pada pekerjaan formal

Masyarakat lebih mengandalkan pekerjaan kantoran atau pemerintahan, yang jumlahnya terbatas. Kesempatan berwirausaha kurang berkembang, menghambat ekonomi kreatif dan UMKM.

Untuk mengatasi minimnya pebisnis, pemerintah dan masyarakat perlu mendorong budaya kewirausahaan, memperbaiki regulasi iklim bisnis. Terpenting pola didik kita, agar lahir manusia pebisnis cipta lapangan kerja.

Penting jadi catatan, bahwa sehebat apapun kita menghafal banyak buku segudang. Jika tanpa nyali mulai praktik dan konsisten terus praktik. Maka mustahil jadi praktisi bisnis. Harus berulang kali praktik bisnis, baru skill bisnis.

Salam Kreatif šŸ‡®šŸ‡©
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *