Bersyukur sekali sekarang tiba bulan suci ramadhan. Bulan yang dinanti – nantikan oleh umat Islam. Setidaknya inilah kesempatan emas untuk mawas diri, mengendalikan diri dan hal positif lainnya. Umat Islam sedang melepas kerinduan sucinya.
Sisi lain, kenapa saat ini waktu yang tepat ? Karena di media massa dan sosial media lagi antri lomba nyanyi tiada arti. Tiada manfaat. Karena saling mencaci maki. Semoga bulan suci ramadhan ini akan mampu mereduksi bisingnya nyanyian tiada arti tersebut.
Harapan terbesarnya, tidak seperti biasanya pada tahun – tahun sebelumnya. Kisah klasik diputar ulang, saat ramadhan menjelang Idul Fitri selalu ada berita kasus korupsi tangkap tangan oleh KPK. Banyak oknum mengemas diri. Tertangkap tangan karena korupsi. Ironis.
Yang paling menyayat hati. Kasus korupsi tersebut dilakukan oleh oknum para pejabat. Yang harusnya terdepan jadi suri tauladan membangun bangsa kita ini, justru jadi terdepan perusak bangsa kita ini. Seakan agar para anak muda pesimis.
Yang paling memalukan dan memilukan. Justru biasanya kasus tangkap tangan korupsi oknum pejabat oleh KPK justru menjelang di hari suci. Sekali lagi, semoga bulan suci tahun ini tidak dinodai seperti bulan suci pada tahun – tahun sebelumnya.
Sejujurnya, membahas masalah korupsi. Saya malas sekali. Muak sekali. Tapi tiada berhenti juga. Tiada kesadaran diri mengawali tidak korupsi dari diri sendiri sekarang ini juga. Seolah harta akan dibawa mati. Seolah hatinya sudah mati.
Seolah tiada menghargai kedua orang tuanya yang telah mendidiknya dengan penuh cinta kasih. Diajarkan agar hati nuraninya bersuara saat membedakan antara yang bermanfaat dan mudarat, antara halal dan haram. Hingga masih korupsi.
Seolah anak – anaknya minta warisan harta berlebihan banyaknya. Seolah tidak percaya kepada anak – anaknya akan bisa mencari rejeki sendiri dengan cara halal dan terhormat. Seolah tidak menghargai anak – anaknya. Tidak malu. Hingga harus korupsi.
Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang dan manusia mati meninggalkan nama. Betapa sangat terbebani batinnya keluarga yang ditinggalkan oleh para pelaku korupsi rusak berat namanya ? Kasihan sekali.
Ilmu hikmahnya. Ini sesungguhnya juga sebuah nyanyian kekecewaan ditujukan kepada para ” penjahat berat ” di negara ini yaitu oknum pejabat yang terlibat korupsi. Inilah luapan isi hati rakyat Indonesia umumnya saat ini. Yang sudah sangat jenuh dengan berita korupsi.
Semoga Presiden Prabowo segera menepati janjinya, memberantas korupsi sampai akar – akarnya pada kesempatan pertama. Dikejar sampai Benua Antariksa. Dengan tindakan nyata. Sebagai patriot dan kesatria bangsa. Bukan omon – omon saja.
Jika ini dianggap kritikan. Inilah cara kami mencintai negara ini. Inilah cara kami mendukung pemerintahan yang kami idam – idamkan dulu saat pemilu kami memilih. Jangan lagi menyia – nyiakan waktu, menunda memberantas korupsi. Itu limbah waktu, namanya.
Selamat Berbuka Puasa. Semoga jadi amal mulia diterima oleh Nya. Mari mencintai negeri kita ini dengan kesungguhan agar menuai hasilnya (Man Jadda Wajada).
Salam Setia š®š©
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630