Mon. Jun 23rd, 2025

Ide inovasi hendaknya datang dari hati, tujuannya untuk kebaikan kemanusiaan, dengan cara makin menambah nilai laba dan makin menambah nilai daya memberi manfaatnya.

Semua negara makin berlomba untuk perhatian terhadap risetnya. Mulai anggarannya, objek risetnya hingga iklim hilirisasi hasil risetnya agar jadi inovasi.

Bahkan kinerja sebuah negara dinilai oleh Lembaga Independen Skala Dunia, peringkatnya diumumkan indeks inovasi globalnya.

Hanya dengan inovasi maka semakin bisa berkompetisi lalu lestari karena dapat nilai tambah terbesarnya. Atau pendek kata, pilih mana inovasi atau mati karena kalah berkompetisi.

Artinya riset dan inovasi diyakini sebagai jalan pintas meraup laba jumlah besar untuk menyejahterakan warganya.

Contoh karena riset jadi inovasi, lalu dapat nilai tambahnya baik laba maupun manfaatnya :

1. Indonesia tidak punya ladang gandum jutaan hektar. Tapi berkat inovasi bisa populer di negara mana saja, karena produk inovasi dari gandum.

Misal : impor 12 juta ton/tahun, jadi mie instan, lalu disebar di berbagai negara. Indonesia dapat nilai tambah karena teknologi pangan.

2. Jepang, Korea Selatan, Eropa dan lainnya. Tidak punya kebun sawit jutaan hektar. Tapi negaranya penikmat oleokimia dari CPO (minyak mentah sawit).

Jadi kosmetik, sabun, dan lainnya. Termasuk jadi farmasi diekspor kembali ke Indonesia. Mereka dapat nilai tambah besar karena inovasi.

3. RRC, Korea Selatan dan lainnya. Begitu masyarakat dunia menyerukan berhenti dengan energi kotor beralih ke ramah lingkungan.

Spontan pada mau membangun pabrik solar cell. Tanpa punya tambang pasir silika. Beli pasir silika Rp 550.000/ton dijual berlipatnya, karena telah diproses dengan inovasi.

4. Di skala mikro praktisi dapat meraup laba besar karena hasil riset jadi inovasi.

A. Biasanya pakan ternak hanya dengan rumput gajah kadar protein kasarnya 5% jadi 14% berkat memakai varietas Gama Umami dari risetnya UGM Yogyakarta.

B. Biasanya menanam pepaya lokalan, berubah jadi genjah dan laris manis di pasar karena memakai benih Varietas California hasil riset dari IPB University.

C. Biasanya menanam sawit asalan Dura hanya dapat 14 ton/ha/tahun dengan rendemen 17%.

Berubah jadi 35 ton/ha/tahun dengan rendemen 25%, karena memakai benih legal DXP Tenera dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan.

Salam 🇲🇨
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *