Sebagian masyarakat kita masih banyak yang suka jadi komentator non peran sebagai kontributor. Hanya mengeluh dan menyalahkan saja. Tanpa berbuat nyata yang bermanfaat. Justru kadang kontra produktif karena jadi sumber demotivasi yang lain sebagai sesama anak negeri.
Bukan jadi aktor. Hanya jadi komentator kotor. Ibarat memanggul balok besar berat dan panjang 4 orang, dipindah tempat. Atau senam balok militer. Yang 3 serius ikut meringankan beban. Yang 1 hanya pura – pura memanggul sekaligus jadi komentator saja.
Padahal kalau kita mau bicara dasar fakta dan data, agar bijak cerdas dalam berpendapat. Banyak hal prestasi Indonesia yang mendunia. Yang harus kita suarakan juga agar jadi sumber kekuatan baru. Kadang kita lupa petuah bijak, bicara jujur apa adanya hal prestasi bersama adalah sumber kekuatan dahsyat.
1). Inovasi Teknologi Pangan.
Kita kadang tanpa sadar. Lupa bersyukur karena terlalu sibuk mengeluh dan menyalahkan. Terlalu banyak waktu hanya memuji negara orang lain, sekaligus merendahkan negaranya sendiri. Bahwa putra putri Bangsa Indonesia banyak yang sukses penelitian dan dihilirisasikan jadi inovasi.
Inovasi tersebut menyebar ke seluruh masyarakat seisi bumi ini. Konkretnya Mie Instan di semua benua ada dan marketable. Produk asli Indonesia, tapi pabriknya ada di banyak negara kelas raksasa semua dan pemiliknya juga orang Indonesia. Sekalipun kita tidak punya ladang gandum sebagai bahan bakunya.
Kripik vakum bahan baku singkong, kentang, ketela rambat dan lainnya. Pabriknya di Kawasan Industri Sentul Jabar dan Batang Jateng. Ada di banyak benua karena 98% dari total produksi diekspor. Begitu juga powder buah naga asal Indonesia siap seduh jadi jus di hotel dan restoran mewah tersebar di Eropa dan Amerika.
Abon nabati asal nangka muda yang dikemas kedap udara dengan memakai kaleng maupun kemasan ramah lingkungan lainnya. Juga asal Indonesia. Banyak beredar di banyak negara barat sebagai pengganti daging sapi. Bisa tahan lama karena kadar airnya mendekati nol, agar murah ongkos kirimnya.
Ini semua di atas adalah kontributor para aktor pebisnis agro inovatif. Orang – orang yang tidak suka banyak bicara non produktif hanya cipta ” limbah waktu ” saja. Hanya menambah kepanikan masyarakat saja. ” Merasa lebih bisa, tapi tidak bisa lebih merasakan “. Jarkoni, iso ujar ora iso nglakoni.
2). Inovasi Energi.
Kebutuhan solar kita saat ini sekitar 35 juta ton/tahun. Jika terus impor solar fosil. Betapa sangat mengganggu arus kasa negara, cadangan devisa dan akan tetap konsisten dolar naik rupiah turun dari masa ke masa. Ini harus diakhiri. Jika terus memakai 100% solar fosil akan makin memperparah pemanasan global.
Untungnya Indonesia punya putra terbaik bangsa di ITB Prof. Subagiyo, Dr Tatang dkk. Karena mendengar suara hati nuraninya. Gelisah. Saat itu harga sawit hanya Rp 700/kg karena berlimpah. Serapan pasar dalam negeri hanya 12 juta ton/tahun. Lalu melakukan penelitian menemukan Katalis Merah Putih.
CPO minyak mentah sawit diubah jadi Bioenergi ramah lingkungan. Bertahap hingga saat ini jadi B40, lalu serapan CPO dalam negeri jadi 27,6 juta ton/tahun. Karuan mendongkrak kesejahteraan petani harga sawit Rp 3.400/kg. Karena permintaan pasar meroket daya pasok sama. Otomatis berebut CPO dengan pasar ekspor. Dunia baru sadar bahwa Indonesia negara hebat !
Salam Inovasi š®š©
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630