Apapun profesinya pondasi untuk bisa berkarir dengan baik syaratnya harus bisa dipercaya. Apalagi profesi sebagai pebisnis yang pasti melibatkan banyak pihak. Termasuk melibatkan para pemilik modal, para konsumen mitra usaha, karyawan dan masyarakat sekitar.
Sehingga bagi anak muda calon pengusaha harus tahu ilmunya agar bisa dipercaya dan bagaimana cara memberdayakan kepercayaan tersebut. Sehingga bermanfaat nyata lebih luas lagi bagi orang lain. Juga lebih produktif lagi. Karena mustahil seseorang bisa sukses berbisnis jika tanpa terpercaya.
1). Cara membangun kepercayaan.
Masyarakat mitra usaha kita, untuk mau dan bisa percaya ke kita tidak cukup hanya diuji sekali saja. Pasti butuh diuji berulang kali oleh banyak pihak dan pada banyak kesempatan. Selain itu seseorang untuk percaya kepada kita umumnya butuh referensi dari testimoni yang sudah duluan pernah kerja sama.
2). Sumber dan penyebab seseorang dipercaya.
Seseorang mudah dipercaya apabila punya karakter/kepribadian dan kapasitas/kemampuan. Keduanya saling melengkapinya. Tidak cukup hanya berkarakter pribadi baik saja, tapi kalau tanpa kemampuan mumpuni. Juga tidak cukup hanya pintar saja, tapi karakternya jelek menjengkelkan rakus misalnya.
3). Cara memberdayakan kepercayaan.
Dalam dunia bisnis ini sangat penting. Kita terpercaya tapi kalau kurang piawai memberdayakannya maka kurang produktif juga akhirnya. Idealnya kepercayaan karena reputasi diri yang berkarakter dan berkapasitas bisa memberdayakan. Sehingga sinergitas. Kepercayaan jadi jalan pintas membangun bisnisnya.
Contoh konkretnya ;
1). Jual beli karung bekas.
Tahun 1995, saya mengawali bisnis tapi tidak punya modal sama sekali. Ada peluang emas penggilingan padi butuh karung jumlah banyak rutin untuk panen padi. Sebaliknya di PTPN IV ada karung bekas pupuk teh numpuk makin banyak saja. Lalu saya uraikan apa adanya biaya yang timbul dan nilai jual serta labanya apa adanya.
Dengan begitu tahu persis bahwa laba bersih sekitar 17% dari modalnya. Karena jumlahnya banyak dan nilainya puluhan juta saya tidak mampu mendanai. Akhirnya bagi hasil saya 7% dan pemilik modal 10%. Laba saya kumpulkan, lambat laun laba jadi banyak. Barulah jadi modal usaha tanpa melibatkan modal orang lain. Praktis laba 17% milik saya sendiri.
2). Jadi supplier pupuk Hormax dan Organox.
Tahun 2008 kembali ke nol lagi walaupun sebelumnya aset sudah puluhan miliar. Formula saya sendiri Hormax dan Organox menang tender nilainya banyak bagi saya yaitu Rp 18 miliaran. Karena pekerjaan harus selesai juga walaupun tanpa modal. Solusinya semua supplier saya minta mau dibayar 3 bulan, untungnya saya tambah. Padahal biasanya kontan.
Dengan begitu para investor yaitu supplier bahan baku, kemasan, ongkos kirim dan lainnnya makin percaya. Pangsa pasar makin meluas, pesanan makin banyak. Keuntungan 22% dibagi kedua belah pihak, praktis dapat laba 10% dari Rp 18 miliar lalu jadi modal sendiri tanpa tergantung modal orang lain lagi.
3). Ternak sapi.
Karena kebun membutuhkan pupuk kandang jumlah banyak dan rutin jangka panjang. Maka saya integrasikan. Limbah sawit untuk pakan sapi dan limbah sapi untuk pupuk sawit. Kebun beli pupuk kandang sapi dari sebagian anggaran beli pupuk NPK. Pakan sapi bisa murah karena pakannya limbah sawit solid dan bungkil sawit.
Dengan begitu pakan sapi, tenaga kerja dan lainnya. Cukup dibayar dari hasil jualan pupuk kandang sapi ke divisi perkebunan. Praktis laba ternak sapi minim 36%/tahun. Dibagi 2 dengan sahabat pemilik sapi. Dengan keterbukaan, terbangun rasa percaya. Tinggal diberdayakan kepercayaan sebaik mungkin agar aman, nyaman dan ketagihan.
Lambat laun sapi bisa total 100% semua populasinya, milik sendiri. Selain itu harga pokok produksi (HPP) perkebunan bisa rendah. Laba tambah dan makin kompetitif. Karena integrasi ekonomi sirkular, nol limbah. Masyarakat juga senang karena tercipta lapangan kerja jumlah banyak, masyarakat juga ikut menjaga usaha tersebut sehingga bisa aman tiada ancaman timbul.
Salam Inovasi š®š©
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630