Mon. Jun 23rd, 2025

ByWayan Supadno

Jan 5, 2025

Limbah waktu adalah waktu yang terbuang sia-sia atau tidak dimanfaatkan dengan produktif. Biasanya, ini terjadi karena aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah, tidak terencana atau dilakukan secara berlebihan tanpa tujuan jelas.

Limbah waktu sering dihubungkan dengan penundaan, gangguan atau kebiasaan buruk yang menghambat pencapaian tujuan. Nilai waktu sangat ditentukan oleh manusia sebagai penggunanya. Orang bijak selalu meminimalkan limbah waktu.

Contoh konkret limbah waktu:

1). Penundaan pekerjaan (prokrastinasi). Misalnya : Menunda mengerjakan tugas penting untuk menonton video atau berselancar di media sosial tanpa batas waktu.

2). Rapat yang tidak efektif
Rapat yang berlarut-larut tanpa agenda jelas, sehingga peserta hanya duduk ngobrol tanpa menghasilkan solusi atau keputusan.

3). Menghabiskan waktu terlalu lama pada detail yang tidak penting. Contoh: Mengutak-atik format dokumen selama berjam-jam padahal isi utama sudah selesai.

4). Terlalu sering memeriksa ponsel
Sering mengecek notifikasi, membalas pesan yang tidak mendesak, atau membuka aplikasi tanpa tujuan.

5). Menunggu tanpa memanfaatkan waktu
Contoh: Menunggu antrian tanpa membaca buku, mempelajari sesuatu, atau melakukan aktivitas produktif lainnya.

6). Menghabiskan waktu untuk gosip
Berbicara tentang hal-hal yang tidak relevan atau penting, terutama di tempat kerja.

7). Melakukan multitasking yang tidak efektif
Berusaha menyelesaikan banyak hal sekaligus, tetapi justru tidak ada yang selesai dengan baik.

Menghindari limbah waktu memerlukan manajemen waktu yang baik, prioritas yang jelas dan disiplin untuk fokus pada hal-hal yang penting dan mendesak. Sekali lagi, skala prioritasnya kita yang tahu persis. Kita mau jadi pencipta limbah waktu atau tidak, tergantung kita sendiri.

Dampak nyata dari limbah waktu sangat dahsyat jika massal nasional. Kalkulasi logisnya dalam perbandingan kisah nyata di bawah ini.

1). Sekumpulan masyarakat ada 50 orang, tiada punya kesibukan yang produktif. Karena korban PHK dan sebagian karena beberapa tahun silam usai wisuda selalu melamar pekerjaan tiada yang menerimanya. Juga tanpa upaya mulai mandiri. Bahkan hanya habis waktu non produktif ” dolanan medsos “, tanpa sadar itu limbah waktu. Padahal waktu terus berjalan menggerus masa usianya.

2). Sekumpulan masyarakat juga, 50 orang. Tapi ini beda semua sibuk produktif rerata Rp 10 juta/orang/bulan. Total Rp 500 juta/bulan untuk 50 orang. Terbayang oleh saya, andaikan 5 juta orang indeksnya sama Rp 10 juta maka setara Rp 50 triliun/bulan. Terus bergerak dari ruas ke ruas ekonomi riil. Tumbuh dinamis. Konkretnya pangan dibeli menghidupi petani maupun peternak dan seterusnya.

Salam 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *