Indonesia yang kita cintai ini, sebab utama pendapatan per kapita hanya sekitar USD 5.200 (Rp 7 juta/bulan) karena terlalu banyak pengangguran hingga kita ekspor ke negara lain (TKI). Sebaliknya Singapura pendapatan per kapita USD 83.000 (Rp 110 juta/bulan) atau 16 kalinya Indonesia karena minimnya jumlah pengangguran hingga impor tenaga kerja dari negara lain. Mereka impor, kita ekspor pengangguran agar produktif.
Banyaknya pengangguran atau jumlah lapangan kerja (lowongan) karena minimnya jumlah investasi yang dilakukan oleh pengusaha sebagai investor. Itu akibat dari kurangnya jumlah pengusaha. Di Singapura ada 8,76%, di Indonesia hanya 3,47% dari jumlah penduduknya. Inilah pangkal dari multi masalahnya kita jadi lambat majunya.
Kurangnya jumlah pengusaha karena salah kaprah, menganggap modal jadi penghalangnya. Lalu jadi demotivasi mengawali usaha. Yang benar, modal utama untuk usaha/bisnis yang kelak akan jadi investor adalah ” kepercayaan “. Salah kaprah itulah sering saya luruskan saat memberi kuliah umum entrepreneurship di banyak kampus, dasar empirik lapangan banyak pihak.
Agar kawula muda lebih optimis dan percaya diri mengawali bisnis dengan modal dengkul. Modal kepercayaan. Kisah nyata ini bisa diambil ilmu hikmahnya, sumber pembelajaran. Besar harapan, jadi inspirasi pemantik nyali berani mengawali bisnis, agar banyak lapangan kerja tercipta menyerap pengangguran lalu mendongkrak pendapatan dan daya beli masyarakat.
1). Penjual Karung Bekas.
Tahu persis bahwa Kilang Padi (Selepan) paling suka kalau biaya produksinya bisa diturunkan agar tidak boros, otomatis laba tambah. Sebaliknya tahu persis kalau perusahaan perkebunan PTPN dan lainnya, paling suka jika ada dana masuk rutin justru dari limbah karung bekas misalnya. Lalu cipta kondisi dikaitkan. Dapat laba besar rutin, karena ide bisnis dan kepercayaan.
2). Ekspor Pinang.
Tahu persis banyak pinang berserakan hingga tumbuh di bawah pohon, karena bertahun – tahun tanpa dipanen. Karena hanya sekedar jadi batas kebun dan di pinggiran kiri kanan jalan. Dikupas dan dijemur. Lalu diekspor. Jadilah devisa dan cipta lapangan kerja banyak orang terlibat. Perusahaan perkebunan dapat dana taktis lumayan banyak. Perintis usaha dapat laba jangka panjang karena dipercaya.
3). Supplier Batu Kapur/Gamping.
Tahu persis pabrik raksasa produsen bubur kertas (pulp) butuh pemutih dari batu kapur. Sebaliknya melihat ada tungku pembakar batu kapur tumbuh lumut dan pakis karena lama tidak dimanfaatkan untuk produksi. Dikaitkan. Masyarakat senang tungku kembali produktif menyerap pengangguran. Pabrik raksasa juga senang. Dapat laba besar tiap bulan tanpa modal, karena kepercayaan.
4). Petani Cabe.
Melihat ada lahan di pinggiran kota, terkesan bertahun – tahun hanya jadi semak belukar terlantar tidur tanpa produktif. Dimohonkan kepada pemilik tanah agar bisa disewa bayar saat panen, dengan jujur karena ingin punya usaha tapi belum punya modal. Pemilik lahan senang, bersih terawat, selain dapat uang sewa. Dapat panenan, tanpa harus punya sawah dulu. Modal kepercayaan.
5). Pebisnis Transportasi.
Awalnya 1 unit truk saja, itupun bekas. Tapi spontan bisa jadi banyak karena dapat kepercayaan ” Perusahaan Leasing/Kredit Bank “. Bahkan bisanya cepat banyak karena dirangsang dapat kuota kredit agar ambil beberapa unit lagi. Karena selama 2 tahun selalu menjaga kepercayaan, sangat disiplin dalam komitmennya. Bank tahu peluang usaha transportasi diberikan. Jadilah banyak truk parsial tidak kredit lagi, karena kepercayaan.
6). Pedagang Buah Tropis.
Sadar betul di kampungnya sentra penghasil buah tropis buah naga, jeruk, jambu citra dan lainnya. Prinsipnya tidak harus punya kebun baru punya panenan. Tapi sadar diri harus memberdayakan diri, agar dipercaya para petani. Dibayar 3 hari setelah pulang dari mengirim ke Jakarta dan kota besar lainnya. Tanpa terasa 3 tahun sudah bisa beli sawah luas. Dapat laba karena dipercaya banyak petani.
Kesimpulan, bahwa sesungguhnya banyak orang bisa sukses berusaha cipta lapangan kerja dan memberdayakan masyarakat luas agar makin sejahtera. Bukan semata – mata karena modal banyak. Melainkan karena punya aset termahal yaitu ” jadi pribadi terpilih/prioritas/terpercaya ” oleh publik. Inilah modal pertama dan utama jika mau jadi calon investor lokomotif perekonomian bangsa kita.
Salam Mandiri 🇮🇩
Wayan Supadno
Praktisi Agribisnis
HP 081586580630