Thu. Jun 26th, 2025

Wayan Supadno

Banyak orang mau mulai usaha sendiri selalu merasa kesulitan modal. Juga banyak yang menganggap bahwa modal harta sangat penting. Bahkan ada yang menganggap bahwa usaha tanpa modal adalah hal mustahil. Dianggap mitos saja, kalau usaha berawal dari nol. Padahal itu salah, sekali lagi itu salah besar.

Padahal pengalaman saya pribadi, pemahaman memulai berusaha harus bermodal tersebut tidak benar. Saya anak petani gurem lalu transmigrasi. Karena sekalipun diberi modal jika tanpa punya ilmu dan pengalaman juga sia – sia belaka. Artinya punya modal harta besar sekalipun, bukan jaminan sukses jadi pengusaha.

Sebaliknya, banyak pebisnis berkapasitas besar dengan ditandai punya aset produktif jumlah ratusan miliar, karyawannya banyak, membayar pajak hingga puluhan miliar/tahun dan implikasi lainnya. Mereka banyak yang memulai dari nol, jatuh bangun berulang kali. Ini fakta, yang tidak terbantahkan. Kita semua bisa baca banyak kisah nyata tersebut.

Begitu juga anggapan kalau sudah ada modal, siapapun bisa membangun usaha. Faktanya banyak perusahaan besar yang punya banyak modal, tapi faktanya jalan ditempat bahkan ada juga yang hingga bangkrut kembali ke nol. Ini menandakan dunia usaha, begitu dinamisnya. Suksesnya karena berproses. Sama kalau ditanya para pengusaha, itu jawabnya.

Intinya, modal mengawali usaha paling ideal adalah membangun ” Merk Perorangan ” nya dulu, ini jalan pintasnya. Hal mutlak. Agar jadi manusia terpercaya. Caranya dengan membangun karakter dan kapasitas diri. Bukan menunggu punya modal barulah mulai membangun usaha. Pribadi kita adalah modal paling berharga, diri kita sawah paling luas dan subur.

Prinsipnya kalau saya, ada atau tidak ada modal harus mulai usaha. Apapun caranya. Tentu mencari solusinya. Kalau nunggu punya modal dulu baru mulai usaha, maka kapan mulainya ? Kalau nunggu punya modal baru usaha, iya kalau langsung sukses ? Padahal pasti akan gagal dan tertipu dulu. Baru dapat ilmu hikmah bisnisnya. Hehe.

Konkretnya ;

1). Tahun 2009, pada 15 tahun silam saya belum punya lahan sejengkalpun. Karena pasca bangkrut. Tapi karena di dalam hati bertekat bulat harus bisa bangkit cepat dan punya usaha lagi. Maka saya putuskan fokus di agro. Numpang tanpa sewa tanah di Jonggol Bogor. Menanam cabe, buncis dan kacang panjang.

Setelah berhasil, baru nyewa lahan cadangan perumahan 21 hektar. Karena tandus saya remediasi dengan Bio Extrim, Hormax dan Organox agar subur kembali. Itu semua formula hak kekayaan intelektual saya pribadi. Terdaftar di Ditjen Haki Kemenkumhan. Saya cetak ulang jadi sawah. Sewa bayar tiap panen selama 5 tahun.

Pasca tanam cabe, buncis, singkong dan padi. Semua lahan sewa. Setelah sukses dengan Bio Extrim, Hormax dan Organox. Saya dipanggil Presiden SBY, agar mengisi Dialog Interaktif Live di TVRI, gratis. Tiap jumat pagi. Otomatis permintaan Hormax dan Organox meledak di Indonesia. Banyak sekali. Lagi kesulitan modal.

Saat banyak pesanan dana pribadi tidak cukup, maka saya kerja sama dengan tim supplier. Agar mau mendanai duluan tidak membayar kontan. Tapi dibayar jika tagihan sudah cair. Pakai modal orang lain, saya dapat laba. Semua supplier bahan baku dan kemasan pada mau walaupun dibayar mundur, karena labanya saya tambah. Mereka setia hingga sekarang.

2). Tahun 1995, tiada punya modal juga. Bahkan pangkat masih Letda. Karena dilantik di Magelang tahun 1993. Tapi saya bersikeras ingin punya bisnis sampingan di luar jam dinas. Asal halal dan bermanfaat bagi orang banyak. Misal cipta lapangan kerja, menambah omzet petambak ikan mas di Danau Maninjau, omzet batu kapur di Padang Panjang Sumbar dan lainnya.

Semua memakai modal orang lain. Memakai barang dagangan orang lain. Yang punya barang dagangan senang karena saya pasarkan dan pabrik juga suka karena kesulitan mencari barang bermutu sesuai spesifikasi bisa saya atasi. Pendek kata saya dapat laba dari barang dagangan milik orang lain. Tenaga orang lain, saya berdayakan.

3). Saat ini, sejak 2012. Saya sebagai developer kebun sawit dan buah tropis sekaligus integrasi dengan sapi agar harga pokok produksi (HPP) kumulatif rendah. Sangat saya jaga agar dalam membangun kebun sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur) Puslit (Pusat Penelitian). Agar benar – benar inovatif. Demi ” Merk Perorangan ” saya sebagai penerima Penghargaan Petani Inovatif 2016.

Dengan demikian banyak yang pesan kebun ke saya. Rerata saya ambil profit margin 10% sd 15% saja. Artinya jika saya cetak kebun 100 hektar, sama artinya dapat laba kebun 10 sd 15 hektar. Lumayan, tanpa modal, kebun tambah luas lagi. Begitu juga yang pesan kebun ke saya, karena semua puas lalu jadi sarana promosi profesi saya tersebut. Jadilah makin banyak.

Begitulah kawula muda, empiris saya pribadi dalam proses membangun bisnis tanpa modal harta. Hanya modal dengkul awalnya. Semua karena berusaha fokus konsisten menjaga ” Merk Perorangan ” melalui karakter dan kapasitas diri sebagai Praktisi Inovatif. Prinsip dimulai pada kesempatan pertama dengan segala keterbatasan. Justru karena itu pribadi kita terbentuk makin gigih mencari solusi bisnis.

Salam Inovasi šŸ‡®šŸ‡©
Wayan Supadno
Praktisi
HP 08158658063

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *