Kawula muda, kenapa saya selalu berusaha konsisten mengajak agar jadi insan mandiri. Pebisnis/pengusaha misalnya. Karena Indonesia sangat minim jumlahnya hanya 3,47% saja dari penduduknya.
Standar negara maju harus punya minimal 8%. Misal Singapura 8,6%, Jepang 9,8% dan Amerika Serikat 12%. Indonesia 2045 targetnya jadi negara maju masih kurang 5% lagi, setara kurang 13 juta pebisnis baru.
Karena Indonesia kekurangan pebisnis sebagai pencipta lapangan kerja. Demi ada lapangan kerja, tidak ada pengangguran, hingga kita impor pengusaha/pebisnis dari luar negeri. Biasa disebut PMA (Penanaman Modal Asing).
Konkretnya. Di Cikarang Jabar ada 2 orang sahabat saya dari Korea Selatan usahanya pabrik helm dan selimut bulu angsa jumlah karyawannya tidak kurang dari 3.000 orang. Belum lagi suppliernya tentu juga punya banyak karyawannya.
Konkret lagi. Di Bali banyak hotel berbintang papan atas. Investornya pengusaha dari luar negeri. Juga mengkaryakan ribuan pengangguran agar produktif. Mereka juga butuh pemasok segala macam kebutuhan. Tentu pemasoknya juga cipta lapangan kerja.
Sebabnya karena tidak menyiapkan insan pebisnis di masa lalu. Harusnya puluhan tahun silam kita membentuk para pebisnis. Saat ini, jika ” tidak gigih ” membentuk kawula muda jadi pebisnis, ke depan makin banyak impor pebisnis.
Akibatnya, terjadi penguasaan pasar besar – besaran oleh para pengusaha investor asing. Lahan di Bali ribuan hektar terkuasai utamanya di sepanjang pantai. Oleh para pengusaha (investor) sebagai investor hotel, villa dan lainnya. Mereka penikmatnya.
Akibat lain lagi. Laba yang mereka dapatkan usaha di Indonesia. Tentu dominan mereka bawa pulang ke negaranya. Kapital terbang jumlah besar rutin jangka panjang. Agar kembali modal investasi (ROI) nya. Ini jarang disadari oleh kita.
Beda jauh jika investornya putra Indonesia (PMDN), tentu buat ekspansi bisnis di Indonesia juga. Masalahnya kita kekurangan pengusaha/pebisnis sebagai investor. Kita kurang serius mendidik anak muda agar jadi investor.
Karena Indonesia kekurangan pengusaha. Jika tidak impor pengusaha (PMA) atau PMA yang ada tutup maka tercipta pengangguran massal jutaan orang. Misal serentak tutup seperti pabrik ban dan sepatu bata beberapa waktu lalu. Resiko tinggi.
Kesimpulan. Jika kita tidak mau ada banyak produk asing beredar di Indonesia. Jika kita tidak mau banyak lahan terkuasai pihak asing. Jika tidak mau banyak kapital terbang ke luar negeri. Jika kita tidak mau disuruh – suruh orang asing.
Maka solusinya kita harus gigih membentuk calon investor sebanyak mungkin dan secepatnya. Terbayang oleh saya tiap tahun kita wisuda sarjana minimal 400.000 orang, jika 20% saja dari itu bisa goal jadi pebisnis Indonesia akan cerah.
Salam Mandiri š®š©
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630