Mentor saya dulu mengajari ” Jangan berhenti berbisnis saat sedang gagal, itu salah fatal. Karena akan gagal permanen. Tapi berhentilah bisnis saat sedang sukses. Karena akan jadi kenangan indah masyarakat hingga legendaris “.
Artinya jika kawula muda mau bisnis tetaplah melangkah agar dapat keseimbangan. Lalu tetap bisa berjalan dan produktif bermanfaat. Pasti akan jatuh dan gagal. Misal tertipu atau salah estimasi. Atau karena musibah alam yang tak terhindarkan.
Ibaratnya. Naik sepeda. Jika waktu jatuh, lalu terbaring lama saat jatuh, tidak mau lagi bangkit dan mengayun sepedanya maka akan gagal permanen tidak sampai tujuan. Sampai di situ saja. Itu terjadi karena dirinya sendiri. Mau bangkit lagi atau tidak.
Begitu juga sebaliknya. Berhentilah bisnis jika sudah sukses sesuai target tujuan. Jika semua diikuti maka tiada berujung. Tiada ketemu makna misi berbisnis yang sesungguhnya. Disyukuri dan dinikmati hasil jerih payahnya. Agar daya humanitasnya optimal.
Tiada satupun anak yang ingin dapat warisan harta dari orang tuanya berlebihan banyaknya. Apalagi jika warisan harta tersebut cara mendapatkan dengan tidak terhormat/halal. Harapan terbesar dari anak adalah warisan nama baik orang tuanya.
Konkretnya, saat saya diajari oleh Mentor Spiritual saya. Guru Malam. Andaikan punya harta produktif 10. Anaknya 2 orang. Maka masing – masing maksimal 4 saja. Jika 2 orang maka 8. Sisa 2 buat misi kemanusiaan. Jangan diberikan semua 10 buat berdua.
Yang maksud tujuannya agar anak yang dididik oleh orang tua. Merasa ” tidak dirampas ” haknya. Yaitu hak mengalami problematika hidup, masalah bisnis misalnya. Agar juga terdidik dan terlatih mengatasi masalahnya sendiri. Dari situ maka akan berilmu.
Begitu juga harta yang 2 tadi. Juga bisa lebih luas lagi manfaatnya bagi orang lain yang jauh lebih tepat sasaran. Lebih membutuhkan campur tangan kita. Karena mungkin kita dapat kesempatan lebih dari orang lain. Menghidupkan kehidupan.
Bermanfaat bagi orang lain. Urip iku urup. Itulah esensi kita hidup di dunia ini sesungguhnya diberi tugas amanah agar bermanfaat nyata bagi orang lain dan alam semesta ciptaan Nya. Melihat orang lain ber – Tuhan, cukup dari sikapnya cara memperlakukan ciptaan Tuhan.
Kesimpulan ilmu hikmah yang bisa diambil oleh kawula muda. Hendaknya ” tidak takut ” mengawali bisnis, jika jatuh segera bangkit lagi. Jangan berhenti. Karena akan jadi gagal permanen. Impiannya jadi pebisnis hanya akan tetap jadi mimpi belaka.
Berhentilah bisnis jika sudah sampai tujuan suksesnya, agar jadi legacy indah dikenang masyarakat luas sepanjang masa. Bijaklah dalam mengurai harta karena kerja keras kita. Bukan semata – mata demi anak saja. Tapi juga diwariskan ke masyarakat luas.
Walaupun kata orang, jadi pebisnis harus berdarah pebisnis juga karena bakat. Harus modal banyak. Harus sarjana tertentu. Ternyata pengalaman saya justru sebaliknya. Begitu juga pengalaman pebisnis lain para sahabat saya, yang saya amati. Maka awali pada kesempatan pertama.
Salam Mandiri š®š©
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630