Mon. Jun 23rd, 2025

Melihat portofolio daya saing, kemandirian ekonomi Indonesia dan rasio gini (kesenjangan ekonomi). Di Hari Ibu kali ini, sekalipun tidak lazim besar harapan saya, agar Ibu-ibu di Indonesia kali ini mulai berpesan:

“Nak, jadilah manusia yang berguna. Pikirkanlah dirimu agar jadi pengusaha inovatif. Karena di sekitarmu banyak pengangguran butuh lapangan kerja dan banyak kemiskinan. Ekonomi bangsa kita masih jauh dari kemandiriannya, itu juga karena kurangnya jumlah profesi pengusaha inovatif.”

Saya tahu, lazimnya pesan Ibu kita agar jadi pejabat, pegawai dan lainnya. Bukan berpesan agar jadi pengusaha. Itu termasuk pengalaman saya pribadi dulu. Sehingga saat saya mengawali bertani 14 tahun silam, dianggap gila oleh banyak sahabat saya.

Tapi jika kita tidak mulai sekarang juga agar mendorong anak-anak kita agar pada jadi pengusaha. Maka peran penting dan strategis yaitu lokomotif kekuatan ekonomi bangsa itu akan diambil dan dinikmati oleh orang itu-itu saja dan bahkan termasuk PMA (penanam modal asing) makin besar. Padahal itulah pilar berbangsa.

Kesenjangan sosial ekonomi makin lebar, itu ancaman sebuah bangsa. Kekuatan dan kemandirian ekonomi, utamanya pangan dan energi adalah soal hidup matinya sebuah bangsa. Saat ini banyak gerakan ekonomi umat. Sebuah upaya konkret membangun kewirausahaan masyarakat.

Contoh konkretnya ;

Sungguh tidak bisa saya bayangkan. Andaikan 100 orang saja. Taipan/Konglomerat di Indonesia mogok tidak mau mengoperasionalkan usahanya. Ditutup total 6 bulan atau semua omzetnya dikirim keluar negeri (kapital terbang) selama setahun saja misal untuk investasi di luar negeri.

Apa jadinya ekonomi dan pengangguran kita jika itu terjadi?

Salam 🇲🇨
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *