Tiada satu pun dari anak – anak saya yang minta harta warisan berlebihan banyaknya. Tapi tuntutan saya ke mereka semua harus minimal pascasarjana S2, sekalipun saya tidak. Pendidikan formal ini sangat penting.
Tentu yang paling penting dan utama adalah karakter, moral, mental, budi pekerti dan sejenisnya. Itu semua karakter dan kapasitas adalah modal utama menatap masa depan. Bukan harta warisan.
Tidak ngoyo, apalagi menghalalkan yang haram, korupsi misalnya. Buat apa dan siapa karena anak – anak tidak butuh itu. Malu korupsi, orang lain berebut peran berbagi. Jika rebutan korupsi.
Selama 2 tahun ini saya mengeluarkan (PHK) 4 orang karyawan. Sebanyak 3 orang sopir nakal gagal mental. Saya minta agar kesempatan pertama di PHK. Yang 1 orang lagi, gagal mental ceroboh tidak disiplin.
Jika atasannya tidak mampu mengeluarkan pada kesempatan pertama. Maka dia yang justru saya keluarkan (PHK) juga. Agar aturan menghargai dan menghukum (reward and punishment) bisa tegak jelas.
Sebaliknya, semua staf karyawan yang setia tanpa cela minimal 5 tahun wajib punya rumah dan kebun. Apapun caranya harus sinergis, maju bersama karena kebersamaan. Komitmen ini sejak awal dijaga ketat.
Yang bersangkutan menabung dan saya menambahi, penghargaan. Misal Mas Agus, Reni, Eko, Nanang dan lainnya sudah 12 tahun. Tentu punya itu semua. Caranya KUR Bank BRI dan saya membantu Rp 30 juta s/d Rp 50 juta/orang.
Angsuran bulanan dari hasil kebunnya yang dibeli dari KUR. Angsuran KPR rumahnya dari premi bonus atas kerjanya, misal tiap membawa limbah pabrik sawit jadi pakan sapi atau pupuk. Sepulang dari pabrik kelapa sawit mengantar TBS. Agar gajinya utuh.
Bahkan ada juga yang karena kontribusinya besar setia tanpa cela serta total loyal, anaknya saya yang membiayai kuliahnya. Hal ini bagi saya sangat penting sekali. Sekali lagi, apresiasi yang tinggi karena berprestasi.
Implikasi dari implementasi ilmu leadership hal reward and punishment ini sangat bermanfaat untuk membangun etos kerja. Semua berusaha berpartisipasi/berperan sesuai porsi keahliannya. Sesuai kemampuannya.
Saya sangat sadar bukan ahli pada banyak hal. Maka harus memberdayakan banyak ahli, bukan skill banyak hal maka harus memberdayakan orang banyak yang skill. Begitu juga waktu, tenaga, pikiran dan lainnya.
Konkretnya ;
1. Sangat jarang saya ke pabrik pupuk Bio Extrim dan Hormax. Paling 6 bulan sekali. Hanya monitor Group WA Internal. Tapi selama ini berjalan lancar, hingga dari penjualan pupuk saja bisa untuk gajian seluruh karyawan saya. Ratusan juta per bulan.
2. Membuat kajian pra investasi. Semua kegiatan dibuat oleh Tim Ahli. Mulai operasional Drone, GPS, Excavator, Loader, Truk, Laptop dan lainnya. Mereka yang berbuat dengan kesadaran tinggi mencurahkan keahliannya.
Begitu juga kegiatan lainnya. Saya mengarahkan dan finalnya saja. Itu saya jalankan sejak 1995 usaha karung bekas, cangkang sawit, pinang, sekam padi, apotek, klinik, rumah sakit dan lainnya. Menjaga nilai – nilai kepercayaan dalam praktik nyata.
Membangun usaha, majunya karena bersama dan untuk kebersamaan.
Salam 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630