Mon. Jun 23rd, 2025

Segmentasi harga pasar, sesungguhnya bagian dari strategi pemasaran STP (Segmenting, Targeting, Positioning). Bagaimana dengan strategi itu, produk kita tetap jadi pemimpin pasar.

Padahal setelah dijalani di lapangan, utamanya pada industri nuansa inovasi. Tidak sesederhana harga pokok produksi (HPP) ditambah laba jadilah nilai jual atau segmentasi harga di pasar.

A. Seorang sahabat, punya industri agro hilir inovatif. Bahan bakunya suka dimaksimalkan saat panen raya agar dapat murah apalagi yang Grade C dan sisa seleksi non spesifikasi buah hidang.

Dijadikan puree ekstrak. Kedap udara. Profit 100% lebih. Barang impor bertekuk lutut, bersaing jadi supplier perusahaan raksasa. Cerdas memainkan momentum bernuansa inovasi.

B. Seorang sahabat produsen VCO. Produk turunan paling bernilai tinggi dibandingkan lainnya. Profitnya 123%. Karena bahan bakunya berserakan di kebun kelapa gagal spesifikasi jika dijual ke tengkulak kopra.

Industrinya dibangun di tengah kampung sentra kelapa tersebut. Agar HPP murah, ongkirnya barang jadi ke pasar persentasenya rendah dibandingkan harga VCO. Tempurungnya jadi karbon aktif yang bernilai tinggi juga.

Empiris.

Tahun 2009, pertama saya jualan formula saya sendiri Bio Extrim Rp 40.000 karena HPP hanya Rp 20.000/liter. Saya kena komplain oleh beberapa sahabat sesama formulator. Dianggap saya merusak pasarnya.

Karena pagu pemerintah Rp 120.000/liter. Harga terendah distributor Rp 70.000/liter. Masih sangat sedikit produsen pupuk hayati seperti Bio Extrim dan hormonal seperti Hormax. Harga Bio Extrim saya ubah jadi Rp 65.000/liter.

Saat menjual curah dengan harga ekstra murah mau dikemas ulang. Memakai merek dagangnya sendiri. Bersaing di pasar, bukan masalah. Di dalamnya, toh formula kita juga. Ini bukan pupuk saja, tapi ekstrak buah dan VCO dari kelapa.

Ilmu hikmah kisah nyata di atas, menggambarkan bahwa harga jual mesti banyak pertimbangan. Apalagi produk karena inovasi. Tiap produk punya HPP beragam tergantung daya upaya menekan HPP dengan metodologi inovasinya.

Juga harus ada pertimbangan hasil kajian Intelijen pasar produk sejenis. Terpenting harus ada laba ” tersembunyi ” terkumulatif jadi bekal riset lagi. Perlu diantisipasi karena dalam bisnis, inovasi atau mati, karena tidak kompetitif.

Salam 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *