Mon. Jun 23rd, 2025

Era globalisasi saat ini dan ditambah ancaman liarnya kenaikan inflasi. Jadi alasan impor daging kerbau India, afkir setelah diambil susunya, yang harganya 55% dari harga daging sapi Indonesia.

Jika itu terus diadu di pasar daging tak mustahil akan tercipta pengangguran super besar akibat kalah. Memaksa kita harus bisa mengantisipasi agar tidak kalah yang berdampak lelah.

Sama kisahnya sahabatku, di Jatim. Tidak lagi menanam tebu, pekerjanya di PHK. Karena harga gula impor 55% dari gula Indonesia. Karena gula impor produk samping dari BBN Bioetanol di India dan Brasil.

Dampak nasionalnya, dari total kebutuhan gula pasir 6,2 juta ton. Tapi 4,3 juta ton/tahun kita impor. Makin dominan jumlah impornya. Sama persis daging sapi makin meroket. Keduanya merebut pangsa pasar kita.

Kekalahan yang melelahkan ini tidak boleh berlarut makin kalah. Ancaman serius kedaulatan pangan kita. Memang sulit, tapi bisa. Di balik kesulitan selalu menyembunyikan inovasi belum membumi.

Apalagi gula tahun 1930 Nusantara jadi produsen top ke 2 se-Dunia. Tahun 1984 Indonesia jadi eksportir sapi. Ini asli berdampak pada hilangnya kesempatan kerja masyarakat pedesaan. Desa miniatur Indonesia.

Data BPS 2022, kontributor kemiskinan terbanyak di pedesaan bukan di perkotaan. Di pedesaan 51% dari total kemiskinan dan 61% kemiskinan di pedesaan tersebut profesinya petani.

Sehingga dibutuhkan contoh konkret lapangan petani peternak tidak lagi miskin, tidak semiskin seperti apa yang dibayangkan kebanyakan orang Indonesia. Solusinya harus menerapkan ekonomi sirkular nol limbah.

Ekonomi sirkular mudah diwujudkan jika integrasi inovasi membumi. Antara peternakan dan perkebunan. Limbahnya ternak jadi nilai tambah pengurang pupuk dan limbahnya perkebunan/pertanian jadi pengurang biaya pakannya.

Pengalaman saya pribadi, jika pakan hijauan untuk sapi jaraknya jauh. Karena  frekuensinya tinggi setiap hari. Ini berdampak mahalnya pakan hanya karena ongkos kirim dan lamanya waktu tersita.

Solusinya menanam di samping kandang sapi. Tentu harus varietas yang teruji mutu dan efektivitasnya. Misal Gama Umami hasil riset dari UGM, kadar protein 16% dan biomassanya 700 ton/ha/tahun.

Salam  
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *