Data BPS luas sawah kita 7,46 juta hektar, luas tanam padi 10,41 juta hektar. Artinya bahwa belum semua sawah kita bisa panen 2 kali dalam setahun. Jika 2 kali berarti bisa 15 juta hektar dan jika 3 kali bisa 22 juta hektar.
Data BPS jumlah produksi gabah kita 54,75 juta ton/tahun. Artinya indeks produksi per hektar atau produktivitas kita belum 5,4 ton GKP/ha, jika luas tanam 10,41 juta hektar. Vietnam 5,9 ton GKP/ha. Di atas kita.
Pengalaman saya jadi petani padi selama 5 tahun luas 21 hektar di Jonggol Bogor tahun 2009 s/d 2014. Lahan super tandus diremediasi naik dari 3,5 ton GKP/ha bisa jadi 7,8 ton GKP/ha. Artinya inovasi remediasi mendongkrak hasilnya.
Rektor IPB University, Prof Satria saat penganugerahan Indonesia swasembada beras dari IRRI (Pusat Riset Padi Dunia) mengklaim benih hasil risetnya, bisa 12 ton/GKP/ha. Artinya ada potensi sangat besar.
Saya cuma Pak Tani, menghayal andaikan jadi Pejabat Ketoprak/Ludruk. Demi masa depan pangan lebih baik dan pasti ada harga wajar. Maka kesimpulan hipotesa dari data di atas dan alternatif solusinya adalah sebagai berikut ;
1. Sawah Indonesia belum bisa menanam 2 kali setahun, belum IP 200. Pasti sebabnya kurang air irigasi, tidak lancar atau jalannya belum rata ke persawahan. Harus IP 200, agar 2 x 7,46 juta ha = 15 jutaan hektar.
Solusinya, semua Ka Distan Provinsi dan Kabupaten wajib melaporkan sawah yang baru bisa tanam padi sekali/tahun. Luasnya berapa dan lokasi tepatnya di mana. Lalu dibangunkan bendungan waduk dan revitalisasi irigasi teknis serta jalan produksinya.
Agar pasti bisa menanam padi 2 kali setahun dan ongkos kirim murah cepat petani tambah labanya makin semangat berkarya. Dampaknya 7,46 juta ha sawah x 2 musim x 5,4 ton GKP/ha = 80,57 juta ton GKP/tahun.
2. Inovasi membumi. Berkat remediasi naik 2 kali lipatnya. Waktu itu saya memakai pupuk kandang, biang mikroba Bio Extrim dan Hormax 10 liter/ha. Bisa didapat di pabriknya agar murah, hubungi Reni HP 087781889797 atau David HP 081219929262.
Benih dari IPB bisa 12 ton GKP/ha. Data BPS hanya 5,4 ton GKP/ha berarti ada yang hanya 4 ton GKP/ha, karena ada yang bisa 8 ton GKP/ha. Pertanda inovasi kita belum membumi merata baik remediasi dan benih padinya. Harus dihilirisasikan massal ke petani.
Solusinya, semua petani wajib menanam benih hasil inovasi. Lahan diremediasi pupuk organik, dolomit dan biang mikroba (Bio Extrim dan Hormax). Sasarannya, data dari BPS yang produktivitasnya terendah di daerah mana saja.
Implikasinya, dari revitalisasi bendungan, irigasi, remediasi dan hilirisasi benih inovasi. Bisa 2 kali tanam 15 juta ha bukan lagi 10,41 juta ha. Hasil 8 ton GKP/ha, bukan 5,4 ton GKP/ha. Produksi bukan 54,7 juta ton GKP, tapi 90 juta ton GKP/tahun. Setara 50,51 juta ton beras, bukan lagi 30,33 juta ton/tahun saat ini.
SalamĀ
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630