Prof. Rhenald Kasali Guru Besar Universitas Indonesia, menegaskan sebagai kalimat penutup pada videonya, ” Segala kemudahan, menjadi penyebab kesulitan “.
Kalimat bijak itu sama persis dengan apa yang disampaikan oleh Kakek saya dulu 20 an tahun silam, mengumpulkan ke 7 anaknya saat membagi harta warisan wujud sawah dan pekarangan.
Bahkan ditambah lagi, sawahmu paling luas subur dan hasilnya berlimpah jangka panjang. Bukan harta warisan yang baru dibagi. Sawah itu sesungguhnya dirimu sendiri, caramu ” ngulir pambudi “.
Semua terdiam. Saya tahu Kakek datang dari Wates DIY tahun 1921, memang sebatang kara ke Banyuwangi Selatan. Bisa tumbuh berkembang karena memberdayakan dirinya.
Sebaliknya, banyak orang dapat segala kemudahan. Misal harta warisan, bansos dan subsidi justru tidak bisa tumbuh dengan baik. Ini mungkin yang dimaksud kemudahan hanya menyebabkan kesulitan.
Mungkin terbangun karakter kurang gigih atau kurang kreatif menghadapi kenyataan hidupnya. Kurang sering terasah menyelesaikan masalahnya sendiri. Minim ilmu hikmah mengatasi kesulitan.
Jika sudah minim bekal ilmu hikmah mengatasi masalah sulit. Maka berdampak pada produktivitas kumulatifnya. Lalu mencari kambing hitamnya. Bukan mencari apa yang salah pada dirinya, lalu dibenahinya.
Begitu juga data hasil survei, bahwa 100 orang terkaya cipta lapangan kerja puluhan ribu di Indonesia, 87% berlatar belakang keluarga sederhana. Usahanya dari kecil. Bukan dengan segala kemudahan.
Proses jatuh bangun dijalani, makin disempurnakan lagi. Yang penting tidak berhenti menyerah kalah. Mereka sadar betul bahwa lelah sesungguhnya, hadir saat kalah. Makanya tidak mau menyerah.
Begitu juga sebaliknya, sangat jarang kita jumpai. Orang – orang sukses karena kemudahan bansos atau subsidi. Ini data dan fakta, bahan pembelajaran. Kesulitan justru menghadirkan kemudahan.
Salam
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630