Mon. Jun 23rd, 2025

Sudah belasan kali saya jadi tempat curhat, diskusi dengan orang – orang yang sedang mengalami kebangkrutan. Mungkin mereka mau mengajak diskusi mencari solusi cepat dengan saya, karena dianggap tahu, saya pernah mengalami duluan.

Tahu rasanya bangkrut, tahu cara mengelola dan berpengalaman bangkit lagi. Sehingga segala situasi yang terjadi. Strategi, taktik dan teknis menyikapinya sudah tahu persis. Ini hal penting, pengalaman adalah guru terbaik.

Penyakit yang paling sering hinggap pada pelaku usaha yang bangkrut sehingga lamban dituntaskan. Padahal tidak sulitpun jika dirinya lupa diri kondisi terkininya maka yang mudahpun jadi teramat sulit. Lalu berlarut – larut melelahkan. Di antaranya adalah :

  1. Sulit berdamai dengan diri sendiri.

Artinya tidak terima jika kenyataan sudah tidak lagi sesuai dengan harapan atau perasaannya belum terima. Lalu tidak bisa menguasai diri, belum menguasai keluarga beserta orang terdekat misal karyawan dan menguasai masalahnya. Ini inti masalahnya yang harus diatasi pertama kali.

Contoh ;
Punya aset mau dilelang oleh bank, tidak boleh. Atau mau dijual sesuai harga penilaian bank atau rekomendasi akuntan publik juga tidak boleh. Padahal sudah obyektif. Karena menganggap itu miliknya. Padahal kontribusi kepemilikannya hanya maksimal 30% saja, sisanya milik bank.

Kondisi psikologi egois dan tanpa jiwa ikhlas atau semeleh, inilah jadi sebab utamanya menghabiskan waktu energi dan lainnya. Berlarut debat pendapat dan kadang ribut, sesungguhnya itulah sebab mengulur waktu untuk tidak segera selesai masalah bangkrutnya.

Yang benar adalah secepatnya berdiskusi dengan hati. Menyadari bahwa ini semua hanyalah titipan Tuhan. Sewaktu – waktu bisa diambil jika Tuhan berkehendak. Lekas berdamai menyadari kalkulasi logis kepemilikan aset kolateralnya yang tertuang pada akta perjanjian di hadapan notaris bersama bank.

  1. Kurang cinta pekat kepada Tuhan dan kurang cepat mengurai keruwetan masalahnya.

Banyak orang saya temui saat menghadapi kebangkrutan, justru kalut mencari tempat pelarian yang salah alamat. Misal hiburan malam atau banyak cerita ke banyak orang tidak kapasitasnya. Bukannya makin cinta pekat ke Tuhan karena sadar bahwa petunjuk Nya adalah jalan terbaiknya.

Contoh ;
Saat ada tagihan beruntun dan banyak pihak. Karena belum ada pemasukan yang layak untuk membayarnya. Akhirnya yang menagih jengkel lalu emosi. Justru ikutan terpancing emosi juga. Hingga lepas kontrol berdampak makin jauh hatinya, saling benci dengan mitra usahanya.

Situasi seperti ini akan memperparah keadaan. Yang mestinya kasusnya cukup hanya ranah perdata, bisa pindah ke ranah pidana. Karena mitra usaha sakit hati dengan bahasa kasar atau terjadi kontak fisik, ini sangat fatal. Jika masuk ranah pidana maka mitra usaha jadi musuh, kita mudah dikendalikan jika dipenjara. Karena salah.

Solusinya mental harus mampu menahan diri lebih sabar lagi. Agar punya bekal jiwa ikhlas, lalu bisa mengurai masalahnya dengan hati tenang ketemu suasana terang. Jalan pintas solusinya agar ketemu cepat. Karena dapat dukungan dari banyak pihak yang simpatik membantu mengatasi masalahnya.

Kesalahan lazim utang bank jadi sebab bangkrutnya, lalu bank dijadikan kambing hitam. Padahal sebab bangkrut karena gagal mengelola cashflow. Banyak orang bangkrut, tanpa punya utang bank, karena tertipu, bencana alam dan lainnya. Banyak juga orang sukses karena dipercaya bank.

Salam 🇲🇨
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *