Salah seorang member group sosmed, telepon saya bertanya dengan detailnya. Seberapa besar nilai karakter dan nilai kapasitas. Mana yang utama. Sebagai modal usaha agar dipercaya. Lalu kepercayaan itulah jadi jalan pintas suksesnya.
Sekaligus mengulas kembali bagian dari beberapa artikel saya. Beserta contoh konkretnya yang ada di masyarakat. Misal jadi distributor, bayarnya boleh mundur 1,5 bulan. Padahal 1 bulan sudah habis terjual kontan.
Praktis tanpa modal dana pribadi. Hanya modal dipercaya oleh pabrik dan terampil memasarkan produk pabrik tersebut. Lalu disiplin secepatnya dana tersebut untuk melunasinya. Sehingga dapat laba, tanpa modal sendiri. Jika banyak pabrik?
Jawaban saya lugas saja. Seperti apa yang saya saksikan sendiri banyak sahabat pengusaha. Suksesnya karena dipercaya. Saya pun juga masih banyak komoditas dagangan milik pihak lain yang percaya ke saya. Memang harus seperti itu.
Kalau hanya mengandalkan aset (produk) milik pribadi saja. Tentu omzet dan labanya sangat kecil. Karena memang modalnya juga teramat kecil. Wajar jika diputar berulang kali fast moving tetap lambat majunya. Lambat terkumpulnya laba jadi modal.
Beda jauh jika yang dibisniskan aset milik orang lain, orang banyak, jumlah banyak. Konkretnya mustahil punya laba Rp 100 juta/bulan jika modalnya hanya Rp 10 juta. Idealnya harus transaksi Rp 1 miliar agar labanya Rp 100 juta, tentu pakai milik orang lain.
Pertanyaan sederhana. Bagaimana caranya, agar hanya modal Rp 5 juta. Laba bisa Rp 100 juta, karena memakai kepercayaan modal orang lain? Juga bagaimana agar bisa cipta lapangan kerja bagi pengangguran di sekitarnya modal hanya Rp 5 juta tersebut?
1. Terlahirnya kepercayaan tidak bisa instan. Butuh proses panjang dan sulit. Diuji oleh banyak pihak dari waktu ke waktu, ragam kasus dan multi lokasi. Berjalannya waktu asal karakter dan kapasitasnya dijaga maka kepercayaan juga terbentuk.
2. Karakter. Ini sama dengan mental, moral, tabiat, watak. Orang Jawa bilang, kalau watuk (batuk) mudah diobati, tapi kalau watak sulit diobati. Maka tidak boleh sakit watak/karakter. Implementasinya semangat, jujur, disiplin, komitmen dan lainnya.
3. Kapasitas. Ini artinya kemampuan, kecerdasan, kepintaran, keterampilan dan lainnya. Implementasinya kepemimpinan, analisa keuangan, analisa pasar, agroklimat dan lainnya. Sering melakukan jadi terampil.
4. Antara karakter dan kapasitas sama pentingnya. Paralel harus berjalan sama.
A. Karakter bagus misal semangat, disiplin, jujur dan lainnya. Jika bodoh tanpa punya kapasitas juga jadi sebab bangkrut. Karena tiap menghitung salah. Tiap memutuskan bukan jadi solusi, justru jadi masalah panjang. Tidak bisa dipercaya.
B. Punya kapasitas bagus cerdas, ada gelar double dan lainnya. Bisa memimpin, daya nalar analisisnya cepat dan pernah juara IPK kuliahnya tinggi. Tapi kalau rakus, halal dan haram dijadikan satu, dimakan berjemaah dengan anak buahnya. Jadi sebab bangkrut. Tidak bisa dipercaya.
Idealnya, antara karakter dan kapasitasnya sama dijaga ketat agar mengkristal. Jadi merek perorangan yang mudah dipercaya oleh banyak pihak. Misal, distributor suatu produk, dipercaya oleh banyak pabrik dan banyak pelanggan produknya.
Dari pada pabrik harus banyak investasi gudang di banyak tempat dan gajian untuk banyak orang pengelolanya. Mendingan dipercayakan ke distributor membayarnya boleh mundur. Asal bisa dipercaya lalu lancar jaya.
Salam 🇲🇨
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630