Harga pangan dan energi dunia melambung tinggi, hingga saat ini bensin di Inggris Rp 40.000/liter. Jadi ancaman serius semua bangsa. Minimal 40 negara diprediksi akan jadi negara gagal jika salah kelola. Saat ini harga sembako kita naik tajam mulai mengerek inflasi akan jadi sebab tambah jumlah kemiskinan kita.
Lalu, apa ideal solusi pendekatannya untuk jangka panjang,. Harga pangan ditekan dengan kebijakan politik agar pangan murah lalu petani bangkrut massal karena biaya produksinya memang sudah mahal juga, atau cara apa ?
Harga pangan dan energi dunia sedang melambung tinggi. Akibat dari pandemi covid 19 dilanjut perang Rusia Ukraina. Banyak produsen pangan berhenti atau mengurangi produksinya. Jadinya permintaan naik, tapi daya pasok turun, jadilah harga mahal.
Padahal tahun 2045 penduduk dunia diprediksi 10 miliar orang. Konsekuensi logisnya harus diantisipasi. Sumber energi banyak alternatifnya. Pangan belum banyak alternatif solusinya. Bahkan kecenderungan hampir semua negara jumlah petani menurun.
Ideal solusinya selalu riset dan inovasi, terpenting membangun manusia bermutu yang cepat adaptif dengan inovasi. Serta pendukung iklim usaha lainnya termasuk infrastruktur, bunga bank rendah yang mudah diakses, tata niaga yang berpihak dan lainnya.
Contoh konkret solusinya ;
Beras, luas tanam kita sekitar 10 juta ha dari 7 juta ha sawah. Artinya ada yang 2x tanam pada sawah yang ada, tapi lebih banyak lagi yang hanya 1x tanam saja/tahunnya. Sehingga menghasilkan beras 31 juta ton/tahun. Atau indeksnya 3,1 ton beras/ha/musim tanam. Itu kondisi saat ini.
Jika kita terus riset lalu dapat benih varietas baru dan lahannya diterapkan teknologi remediasi mengembalikan kesuburan lahan. Bisa berdampak pada naiknya produksi 1 ton saja/ha maka total produksi nasional bisa 41 juta ton beras/tahun pada luas tanam yang sama.
Jika bendungan saat ini sedang dibangun telah jadi semua. Maka sawah luas 7 juta ha, bisa 2x tanam semua. Setara 14 juta ha luas tanamnya. Produksi nasional 14 juta ha x 4,1 ton/ha = 57 juta ton beras/tahun. Jika jalan desa dan irigasi usai revitalisasi. Suku bunga bank rendah, berdampak makin rendah biaya produksinya. Jadilah pangan murah berlimpah.
Itu idealnya jawaban atas fenomena naiknya harga pangan. Dengan membangun SDM inovatif dan iklim usaha yang menekan biaya produksi (HPP). Bukan kontan menekan harga pangan mengancam petaninya dengan politik. Seperti migor, petani sawit mandiri dikorbankan jadi miskin massal jutaan KK demi migor murah.
Terpenting meningkatkan daya beli masyarakat, caranya meningkatkan pendapatan per kapita (PDB). APBN makin besar. Dari pajak pelaku usaha yang makin banyak proporsinya dari jumlah penduduk, minimal 10% dari saat ini hanya 3,41%. Pengangguran jadi produktif karena diserap oleh pengusaha pencipta lapangan kerja.
Salam 🇲🇨
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630


