Perintis usaha (start up), jumlahnya di Indonesia terbanyak peringkat ke-4 di dunia yaitu 2.346 orang, tahun 2022. Bahkan mengalahkan Prancis dan Jerman. Ini kebanggaan dunia. Dampak bonus demografi dan perubahan proses pola edukasi.
Ini menandakan betapa sangat besar ” keinginan ” anak muda Indonesia untuk menjadi pengusaha/pebisnis/praktisi. Kawula muda Indonesia sadar betul jika mau meniadakan jumlah pengangguran dan TKI harus menambah profesi pencipta lapangan kerja.
Agar APBN tambah besar, harus menambah pembayar pajak. Kalau mau cadangan devisa banyak, harus ditambah eksportir dan produsen barang ekspor. Agar pendapatan per kapita naik, harus tambah lokomotif perekonomian. Semua itu peran pengusaha.
Sayangnya, momentum geliat semangatnya anak muda perintis usaha (start up) Indonesia yang terbanyak ke-4 sedunia. Setelah berjalannya waktu, yang gagal sebanyak 99%. Pasti ada sebabnya, yang bersangkutan (SDM) dan iklim usahanya.
Aspek manusia, jadi pengusaha sikap terberat adalah ” continuous self- improvement ” atau kemampuan mengelola mental dirinya sendiri agar konsisten terus melakukan perubahan tiada henti. Menuju kesempurnaan, berbekal ilmu hikmah dari kinerja sebelumnya.
Konkretnya, jika melakukan kegiatan usaha secara praktik. Begitu dapat hambatan, halangan, rintangan dan kesulitan. Padahal itu pasti harus sering dijumpai. Harus dilalui. Jika tanpa mental ulet, lalu berhenti usaha, maka pasti ” gagal permanen ” jadi pengusaha. Jadilah start up gagal.
Ibaratnya, jika mau jadi pengusaha. Jika disiram tidak mudah basah. Jika dijemur tidak mudah lapuk. Jika dilipat oleh situasi kondisi tidak mudah patah arang. Harus ulet bermental baja. Karena pilihannya hanya 1 saja yaitu harus sukses. Apapun alasannya dan masalahnya, sekali lagi harus sukses.
Caranya continuous self- improvement tadi. Karena prinsipnya calon pememang di masa depan adalah manusia yang bermental bisa konsisten berubah dan terus berubah adaptif terhadap apa maunya perkemabangan jaman. Siapa yang bermental cepat adaptif, dialah pemenangnya.
Prinsipnya, mental berani senantiasa berubah. Demi mewujudkan dirinya jadi pengusaha. Dengan cara mengalahkan musuh terberatnya yaitu belenggu dirinya sendiri agar menyerah. Misal belenggu itu wujudnya : merasa tidak punya modal, merasa bukan darah pengusaha dan lainnya. Karena serba terbatas.
Itulah sesungguhnya sedang mengumpulkan banyak ilmu hikmah dari kisahnya sendiri. Akan jadi bekal hebat di langkah ke depannya. Itu umumnya pengusaha top yang berawal dari nol besar. Modal dana besar dari investor atau harta warisan dari orang tua. Itu bukan jaminan sukses.
Banyak kisahnya hal itu. Kuncinya ada pada mental. Yaitu mental mau berubah. Kesuksesan seorang pengusaha bukan karena soal kemampuan tapi dominan karena soal kemauan. Utamanya kemauan keras terus berubah dengan konsisten. Tiada henti.
Salam
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630