Iklim usaha pada hakikatnya faktor – faktor yang mempengaruhi suatu negara atau daerah, agar masyarakat terangsang berinvestasi produktif atau yang sudah investasi agar dikembangkan dan punya daya saing tinggi.
Ilustrasinya, suatu daerah luasnya sawah 10.000 hektar. Karena tadah hujan dan irigasi rusak hanya ditanam sekali dalam setahun. Karena jalannya jelek sebagian tidak ditanami daripada ongkos kirim mahal berdampak tanpa laba.
Pemerintah membuat kajian teknis, ternyata hanya investasi Rp 5 juta/ha atau sekitar Rp 50 miliar dana APBN. Bisa untuk bendungan, jaringan irigasi, jalan produksi dan lainnya. Bahkan pasar hasil bumi, pasar ikan dan pasar ternak.
Dampaknya, moril masyarakat tinggi untuk berpartisipasi membangun desanya. Dulunya hanya sekali setahun ditanam, meningkat jadi 3 kali dalam setahun. Ternak juga tambah populasinya, keramba ikan juga dikerjakan.
Dampak nyata kalkulasi logis pada indeks kompleksitas ekonominya sebagai berikut ;
1. Beras.
Karena banyak peternak baru dapat pupuk organik mudah dan murah. Ada yang kreatif inovatif diperkaya mikroba. Didukung benih varietas baru yang punya potensi 12 ton GKP/ha, misal dari IPB University. Kilang padi pun dibangun swasta.
Hasilnya 10.000 ha x 8 ton GKP/ha x 3 kali tanam x 55% rendemen beras = 132.000 ton beras/tahun. Karena jaringan air dan jalan bagus, harga pokok produksi (HPP) rendah. Laba petani banyak lalu betah dengan profesinya.
2. Ternak sapi, domba dan ayam.
Karena banyak limbah pertanian gratisan di tengah hamparan ribuan sawah. Pada breeding sapi dan domba. Karena banyak dedak dari kilang padi banyak ternak ayam dan bebek. Apalagi limbahnya laku, dijual murah pun ada laba sehat.
Hasilnya, masyarakat semangat berkarya nyata nuansa inovatif karena hadirnya iklim usaha yang berpihak ke praktisi. Masyarakat produktif secara massal. Pertumbuhan ekonomi terjadi pada multi segmentasi non gini rasio.
Dampak lanjutannya banyak sekali. Tiada stunting, hidupnya sehat dan bangga dengan bangsa atau desanya sendiri. Pengangguran tergerus sendiri oleh masyarakat, apalagi jadi TKI pada tidak mau. Karena di desanya banyak peluang usaha.
Lambat laun pada kreatif inovatif, ada yang jadi praktisi hilir termasuk ekspor. Profesi petani dan peternak hanya itu saja agar luas lahan tetap dalam per keluarga sehingga sejahtera. Justru banyak generasinya jadi praktisi industri inovatif sebagai offtaker hasilnya masyarakat.
Konkretnya, karena sapi domba maupun ternak lainnya berkembang pesat. Jadi produk olahan bernuansa inovasi dapat nilai tambah. Misal kulitnya jadi sepatu dan tas. Atau daging jadi sosis dan pentol bakso. Yang pasti meminimalkan impor daging sapi. Karena protein sangat penting, jadi makin berdaulat.
Pekarangan hasilnya diproses inovatif oleh anak muda lalu diekspor, misal kelapa jadi VCO dan lainnya. Bahkan buah juga tidak impor. Ikan dari waduk dikalengkan karena budi dayanya banyak dengan keramba. Devisa dan pajak pun tercipta.
” SELAMAT TAHUN BARU 2023, SELAMAT BERPOLA PIKIR YANG BARU PULA, AGAR HASILNYA BARU BEDA DARI SEBELUMNYA. “
Salam 🇲🇨
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630
Salut & Luar biasa pak Wayan Supadno. Giat2 usaha, kiat2 & pemikiran2 bapak selama ini banyak menginspirasi secara nyata.
Semoga pak Wayan Supadno sehat selalu, bahagia & tambah sukses bersama keluarga, serta tak bosan2 bapak berbagi ilmu2, kiat2, & inovasi2nya bapak, kami salam hormat selalu.