Hipotesa saya sementara ini, kenapa Thailand dapat predikat ” Lumbung Pangan Dunia “. Bahkan produk pertaniannya jadi market leader di banyak negara.
Ternyata punya soliditas sinergis tinggi. Semua berpihak ke petani sebagai produsennya.
Agar mudah diambil ilmu hikmahnya, untuk bekal pembelajaran kita. Kita Indonesia mestinya juga lebih bisa dari Thailand. Asal mau saja. Banyak sebabnya kita bisa.
Berikut pengalaman saya beberapa hari ini di Thailand ;
1. Pemasaran.
Kepastian pasar harga wajar, kajian mutlak pada pra investasi agro. Sehingga harus tiada henti kreatif inovatif terus melaju melakukan penetrasi pasar jadi tuntutan utama.
Produksi tanpa pemasaran adalah sia – sia belaka.
Semalam ke salah satu gallery logam mulia terbesar di Asia. Mengantar Nyonya dan anak – anak. Lihat – lihat saja. Pengunjung gallery berjubel dari banyak negara.
Di gallery, mengherankan banyak TV promotif. Isi visualnya TV justru edukatif promotif tentang para petaninya. Bukan video hal logam mulia.
Rangkaian kegiatan para petani di pedesaan. Hulu hingga hilir inovatifnya. Beragam komoditas misal kelapa pandan wangi, sawit, padi, tebu dan lainnya.
Bahkan ” welcome drink ” di kamar hotel berbintang 5, air kelapa muda terkemas apik inovatif.
2. Kebijakan Ekspor.
Pajak ekspor produk petani harus minimal. Itu titah Sang Raja. Termasuk sawit, pajak ekspornya diminimalkan.
Makanya harga sawit petani Thailand 3 kali lipatnya petani Indonesia. Agar kompetitif di pasar global, petani semangat dan sejahtera serta pendapatan per kapita tinggi. Bukan jadi kantong kemiskinan.
Dampaknya petani sejahtera. Kuota ekspornya tanpa batas, jadi spirit produktif. Agar pendapatan per kapitanya tinggi. Buktinya saat ini sekitar 2 kali lipat Indonesia.
Profesi petani sebagai produsen pangan jadi terhormat dan dibanggakan oleh semua rakyat Thailand.
Lalu makin betah jadi petani dan tanpa ragu diwariskan ke anak cucunya. Dapat devisanya banyak sekali.
3. Inovasi dan Pendanaan.
Jika ada petani menanam tanpa memakai benih hasil riset (inovasi) dianggap pelanggaran. Wajib inovatif.
Agar biaya rendah, produktivitas tinggi. Lalu ada kepercayaan tinggi dari perbankan yang mendanai dengan bunga sangat – sangat rendah.
Karena bunga bank petani parsial dapat subsidi dari pemerintah. Diyakini dan terbukti.
Dengan inovatif makin menekan harga pokok produksi (HPP), kompetitif dan usahanya lestari sekalipun merebut pasar global. Lalu jadi ” Market Leader “.
Monggo kalau mau lihat ” welcome drink” di hotel berbintang 5, karya petani inovatif dapat apresiasi.
Salam 🇲🇨
Wayan Supadno
Pak Tani
Hp 081586580630
