Tue. Jun 24th, 2025

Semalam hari sangat bersejarah bagi kita, Hari Pendidikan Nasional Indonesia, Hari Kelahiran Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara. Berjasa besar dalam meletakkan pondasi pendidikan kita.

Pendidikan dan pembelajaran punya makna beda jelas. Terdidik dan terpelajar beda jelas juga. Pendidikan bernuansa budi pekerti moralitas plus kepintaran. Terpelajar hanya membangun kepintaran saja.

Banyak orang mengaku terpelajar hingga tinggi jenjang strata formalnya. Tapi pola pikir, tutur kata dan perilakunya bukan mencerminkan sebagai orang terdidik. Hanya sebatas terpelajar belaka. Hanya itu.

Tapi sebaliknya, banyak juga di lapangan. Mengaku dengan rendah hati bahwa dirinya bukan terpelajar formal hingga tinggi. Tapi sangat dirasakan oleh sekitarnya bahwa dia sangat terdidik, hingga patut ditauladani.

Contoh terpelajar tapi tidak terdidik. Pintar cerdas dan hebat ilmunya. Hingga gelar akademiknya lengkap. Tapi tidak patut ditiru. Mental moralitas pikiran, perkataan dan perbuatannya hanya menyakiti orang lain. Merusak kehormatan komunitas profesinya.

Melukai hati pihak lain, bahkan jamak. Bagai manusia sampah. Jauh dari nilai – nilai upaya agar dirinya jadi insan bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan. Seolah gelar akademik berjejer hanya sebatas kemasan, menghiasi nama saja.

Contoh sebaliknya, seorang sahabat mengaku tidaklah punya latar belakang pendidikan formal tinggi amat. Apalagi hingga gelar akademiknya berjejer. Non gelar. Memang faktanya tidak sampai kuliah tinggi – tinggi.

Sekalipun tidak terpelajar formal, tapi faktanya sepanjang hidupnya sangat ” harum namanya “. Karena dirasakan manfaatnya oleh sekitarnya di manapun dia berada. Sudah pindah alamat domisili, bahkan sudah meninggal pun.

Namanya terukir indah di ingatan manusia. Turun temurun dikisahkan dari kakek ke anak lalu ke cucu, berlanjut sepanjang kehidupan ini masih ada. Namanya tetap hidup harum mewangi berseri – seri tiada henti.

Legendaris. Sumber inspirasi publik. Bagai cahaya kehidupan bagi masyarakat yang kegelapan. Sukses bisa mendidik diri dan publik. Belajar dan mempraktikkan apa pun ilmu itu jika dirasa bermanfaat bagi orang lain. Konkret, urip iku urup.

Akhirnya, tanpa terpelajar formal yang bergelar akademik sekalipun. Mampu menyalip di tikungan para terpelajar akademik. Justru dapat ” Gelar Kehormatan ” dari masyarakat luas. Itulah terdidik, tanpa terpelajar formal.

Salam Bangkit 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *