Tue. Jul 1st, 2025

Wayan Supadno

Sungguh kita patut bersyukur kepada Tuhan YME, kekayaan alam (SDA) Indonesia sangat berlimpah. Tapi justru karena itu semua jika tanpa manusia (SDM) bermutu akan jadi bumerang. Jadi sebab hadirnya ancaman karena malas atau ancaman direbut negara lain. Banyak kisah negara direbut negara lain atau negara bangkrut karena salah kelola alamnya.

Data Global Entrepreneurship Monitor, jumlah peminat jadi pengusaha di Indonesia 25,5% sangat tinggi. Data startup Indonesia 2.652 orang, mengalahkan Jerman, Prancis dan lainnya. Peringkat 6 dunia dan 1 di Asean. Ibarat tanaman, Indonesia gudangnya ” benih unggul ” akan sangat produktif.

Sayangnya selama ini 90% gatot (gagal total), padahal momentum emas. Karena efek domino positif dari hadirnya pengusaha baru. Konkretnya cipta lapangan kerja menyerap pengangguran menaikkan daya beli masyarakat, pajak besar jadi APBN untuk gajian ASN/TNI/Polri/Peneliti, membangun jalan dan lainnya.

Berikut ini contoh konkret ragam kesulitan mengawali bisnis sekaligus alternatif solusinya. Bersumber dari pengalaman saya pribadi dan para sahabat pebisnis lainnya. Sehingga bisa diambil ilmu hikmahnya, bahan pembelajaran untuk diantisipasi. Sehingga tidak lagi 90% gagal. Jadi manusia bermanfaat bagi umat banyak, jangka panjang. Legendaris.

1). Gagal Mental.

Banyak orang ingin jadi pengusaha agar bisa menolong sekitarnya, mengangkat derajat kehidupannya, dari tanpa pendapatan berubah jadi produktif massal. Tapi hanya sebatas keinginan saja. Bukan dijalani dengan kesungguhan pantang menyerah. Bahkan mentalnya jelek menodai kepercayaan.

Contoh gagal mental. Takut memulai bisnis padahal tahu teorinya hingga hafal di luar kepala. Dapat investor tapi dijahati, ditipu atu diakal – akali. Akhirnya investornya kabur. Konkretnya jadi supplier pakan sapi tepung gaplek dicampuri onggok limbah pabrik tapioka, uji mutu jelek. Lalu pembeli milih impor saja terjamin mutunya.

Solusinya, harus sadar bahwa pekerjaan ” paling sulit ” bagi pengusaha adalah meyakinkan orang lain utamanya kaitan mental/karakter kita. Ini sangat penting. Disadari atau tidak mental/karakter kita diuji tiada henti oleh publik setiap saat prosesnya jangka waktu panjang. Beragam ujiannya. Sekali jahat, akan jadi iklan dari mulut ke mulut.

2). Kekurangan Modal Usaha.

Banyak orang menganggap bahwa modal harta/uang adalah segalanya, padahal salah besar. Modal pertama dan utama usaha adalah ” kepercayaan ” dari publik. Ibaratnya, mau jadi pembalap harus memakai Harley Davidson, bukan motor seadanya. Setelah dipinjami motor Harley Davidson, kena tabrak rugi besar.

Contohnya, peternak sapi atau kambing. Ada yang nitip sapi atau kambing, berbagai alasan sakit atau mati lalu merugikan investornya. Dimodali orang tuanya wujud warisan, juga dihabiskan bukan dikembangkan. Mulai dipercaya bank, tidak amanah sesuai rencana dananya disalahgunakan, tidak disiplin mengangsurnya.

Solusinya harus sadar bahwa modal harta bukan segalanya. Modal paling utama adalah kepercayaan. Aset termahal adalah pribadi kita dan anggota tim kita. Kalau mau cepat sukses, harus tiada henti membangun diri agar laku diri kita di pasar. Yaitu bisa dipercaya. Tim pemikirnya diperbaiki terus dan diberdayakan agar mikir dan aksi.

Ilmu hikmahnya bahwa sesungguhnya semua pengusaha sukses, selalu diawali dengan ” kesulitan teramat banyak “. Mentalnya berani atau tidak memulai usaha, teguh pendirian atau tidak terhadap komitmen agar tetap harus jadi pengusaha. Bisa menjaga kepercayaan atau tidak jika mulai dipercaya. Jika proses itu dilalui dengan senang hati, niscaya hasilnya menyenangkan.

Salam Kreatif 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *