Wayan Supadno
Berikut ini gambaran konkret karena kebijakan politik yang kreatif membumi, mampu menurunkan secara signifikan terhadap jumlah pengangguran yang saat ini lagi meroket hingga 7,6 juta, terbanyak di Asean.
Kebijakan stop impor daging dan bebas kuota impor sapi bakalan hidup. Akan cipta lapangan kerja hingga 250.000 orang. Karena total impor sapi hidup dan daging kerbau sapi, setara sapi bakalan hidup 2,5 juta ekor 300 kg/tahun.
Konsekuensi logisnya, masyarakat pedesaan akan dapat kesempatan kerja menanam dan punya pasar tetap hijauan maupun sumber proteinnya pakan sapi. Rumah potong hewan terberdayakan, menyerap pengangguran.
Pengangguran adalah kondisi di mana seseorang yang masuk dalam usia kerja,biasanya 15–64 tahun, mampu bekerja, dan sedang mencari pekerjaan, namun belum mendapatkan pekerjaan.
Kerugian pengangguran ;
Penurunan pendapatan individu, keluarga dan negara. Lalu meningkatnya angka kemiskinan. Karena turunnya daya beli masyarakat. Mutu SDM sulit ditingkatkan karena stunting, misalnya.
Peningkatan beban negara untuk bantuan sosial. Bahkan hilangnya kesempatan negara untuk mendapatkan pajak sebagai sumber utama APBN/D dan kesenjangan lebar menganga.
Dampak pengangguran ;
Ekonomi. Menurunnya pertumbuhan ekonomi. Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat. Rendahnya investasi karena konsumsi turun.
Sosial. Meningkatnya kriminalitas (pencurian, penipuan, dsb.). Terjadi tekanan psikologis dan stres. Konflik sosial dan ketidakstabilan politik.
Solusi pengangguran ;
Meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan kerja dengan mengembangkan sektor UMKM dan kewirausahaan.
Menarik investasi untuk menciptakan lapangan kerja baru. Untuk mendorong industri padat karya agar ekspansi.
Menyediakan program magang atau pelatihan berbasis industri. Kebijakan pemerintah yang merangsang lebih kreatif dan mau investasi maupun ekspansi.
Contoh nyata pengangguran
Pengangguran karena PHK. Saat pandemi COVID-19, digitalisasi dan perang dagang berdampak banyak pekerja dirumahkan karena perusahaan tutup.
Lulusan perguruan tinggi yang belum bekerja. Banyak sarjana setiap tahun yang belum terserap dunia kerja karena minimnya lapangan kerja atau ketidaksesuaian keahlian.
Tenaga kerja musiman. Petani yang tidak memiliki pekerjaan tetap saat tidak musim tanam/panen. Ini potensi yang bisa diberdayakan dengan optimal.
Salam Membumi 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630