Thu. Apr 24th, 2025

SIASAT KEMENANGAN

ByWayan Supadno

Aug 23, 2023

Definisi kemenangan banyak sekali. Tapi karena hidup bagai 2 pilihan saja, pilihan pertama bersinergi dan pilihan kedua berkompetisi. Harus jamak saling mempengaruhi. Banyak sukses menang berkompetisi karena punya adab menerapkan falsafah :

” Percaya dengan kekuatan sendiri. Tanpa mengenal kata menyerah. Ikhlas menjalankan tugas kehidupan. ” Itu ajaran Bapak Jenderal Besar Sudirman.

Contoh konkret penjabarannya ;

1. Menang menguasai diri sendiri. Terhadap berbagai macam cobaan, hambatan dan rintangan. Wujudnya menjaga karakter integritas. Malas, kalaupun berbuat tiada upaya berbuat perubahan. Tanpa rekayasa pola pikir beda. Hasilnya hanya sama dengan sebelum – sebelumnya.

2. Menang membangun kemandirian. Merintis usaha, membesarkan dan melestarikan. Menang karena bernyali berani melepas belenggu diri merasa bukan darah pengusaha, merasa tidak punya modal, merasa bukan sarjana bisnis dan lainnya.

3. Menang mewujudkan negara berdaulat dan berdikari. Penjabarannya agar semua komponen anak bangsa diberdayakan secara kolektif dengan cara memberdayakan potensi alam dan pasarnya. Membangun manusianya agar kolektif berkontribusi.

Begitu juga sebaliknya, jika tanpa punya siasat dan kemauan keras maka mustahil kemenangan didapat. Akhirnya kekalahan saja yang didapat. Bahkan yang semestinya dirasa pahit sekalipun akan berubah jadi manis, yang janggal jadi terasa genap saja. Karena membiasakan salah.

1. Saat ini TKI legal dan ilegal ada 9 juta orang (Kemlu). Ini dampak langsung akibat mencari lapangan pekerjaan di dalam negeri tidak ada. Dampak langsung dari kurang pencipta lapangan kerja, peran pengusaha. Jumlah pengusaha Indonesia sangat sedikit.

2. Saat ini impor pangan sudah tembus ratusan triliun per tahun. Khusus impor sumber protein hewani penyebab stunting saja jumlah impor sapi, daging sapi dan kerbau 276.000 ton (2022). Setara 2,1 juta ekor Sapi Bali dewasa 350 kg. Wujud konkret warganya tidak diberdayakan agar budi daya. Tidak dikondisikan agar berkarya.

3. Mental koruptif dan arogansi birokrasi tinggi. Dampak langsung minimnya kesadaran menggembalakan badannya sendiri. Seolah harta korupsi masih dianggap halal. Mungkin kalau tegas statusnya haram seperti daging babi, tidak lagi ada korupsi. Harta korupsi masih marketable dan fast moving. Tidak seperti daging babi, tidak laku bagi koruptor.

Yang saya urai di atas adalah simptomatis sifatnya. Gejala nyata bisa kita rasakan. Gejala berbanding terbalik dengan tujuan untuk mewujudkan negara berdaulat dan berdikari. Mampu berdiri di atas kaki sendiri. Kadang, justru kalau bicara benar idealis sudah dianggap aneh. Lucu.

Solusinya, kaji ulang data dan fakta dengan lahir bathin. Tanpa motivasi tersembunyi. Tanpa konflik kepentingan. Sesuai ilmu pengetahuan teknologi dan inovasi. Tahu diri agar mudah berbenah diri. Jangan sampai kawula muda alergi dengan kita yang tua, alergi dengan oknum partai politik yang tanpa suri tauladan solutif.

Ribuan tahun sebelum kita lahir, ribuan tahun pula setelah kita mati. Lazimnya hidup kita hanya puluhan tahun. Ibarat mampir minum saja di tengah perjalanan nan panjang.

Salam 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *