Dalam 2 minggu ini rasanya sudah ada belasan kali saya dapat telepon atau chat pribadi ke saya. Tanpa banyak kata indah. Dominan kalimat harapan dan mohon bantuan.
Tidak lain, tidak bukan dari saudara kita sendiri. Para petani sawit dari berbagai daerah. Yang sedang mengalami masalah serius bagi ekonomi keluarganya. Terjepit untuk pangan dan biaya sekolah anak – anaknya.
Terjepit masalah, bukan karena musibah alam semesta. Karena salahnya sendiri nasibnya jadi orang kecil, tak ubahnya saya. Tiada bisa meronta. Apalagi teriak lantang bagai dianggap angin sepoi – sepoi saja.
Masalah itu datang karena kebijakan besar. Mungkin bagi yang membuat kebijakan dulunya benar dengan dasar segala pertimbangannya. Tapi yang pasti terasa berat bagi kami yang kecil ini.
Bagaimana tidak ?
Harga CPO pasar global saat ini jatuh. Hanya Rp 22.000/kg (US $ 1,48). CPO domestik hanya Rp 7.700/kg (KPBN). Setara TBS di petani saat ini Rp 800/kg. Jauh di bawah biaya produksi. Bukan remis. Tapi merugi.
Harga TBS petani tidak logis ini. Akibat beban berat DMO, DPO, Flush Out, pajak ekspor, pungutan ekspor dan lainnya bebannya minimal Rp 10.500 (US $ 688).
Jika tanpa itu mungkin TBS petani Indonesia sama dengan Malaysia Rp 4.300/kg. Semoga penumpahan perasaan ini jadi sumber penguat. Saya pun bisa membantu sekedarnya.
Yang penting saudaraku sesama petani terhibur dan terkurangi beban beratnya kini. Hanya berusaha menjabarkan agar hidup ini bermanfaat buat orang lain. Urip iku urup.
Salam 🇲🇨
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630