Saya tahu diri, hanya siapa saya ini. Tapi saya saling mengenal dekat dengan Bapak Letjen Doni Monardo, sesama Prajurit TNI, idola saya dan kecintaan maupun rasa hormat saya kepadanya teramat pekat. Patut saya tauladani. Tapi semalam saya dapat kabar dari asistennya bahwa beliau telah wafat, hanya selisih 15 menit saya dapat berita duka, jadi ” Kusuma Bangsa Indonesia “.
Sejak menjabat Komandan Paspampres, Jaman Pak SBY, saya mengenal beliau yang dengan kesungguhan memelihara disiplin tinggi dalam SOP nya mengamankan keluarga RI 1. Juga sangat penyayang tanaman utamanya Trembesi dan Sukun. Saya ingat persis wejangannya agar gemar menanam demi anak cucu kelak (Naghrisu liman ba’dana).
Tetap konsisten menjaga alam, agar alam menjaga kita. Saat menjabat jadi Pangdam XVI/Pattimura teramat dicintai oleh masyarakat luas karena beliau mencintai masyarakat. Begitu juga saat jadi Pangdam III/Siliwangi, bersih – bersih Sungai Citarum Jawa Barat. Apapun resikonya tetap akan membersihkannya, itu ujar beliau ke saya. Saat saya ditelepon mau acara temu para Petani.
Begitu juga saat jadi Sekjen Wantannas (Dewan Ketahanan Nasional), yang Ketuanya Presiden. Ada 2 kali saya dimintai jadi Narasumber kajian kehutanan sosial. Agar hutan bisa berperan sosial, ekologi dan ekonomi. Mustahil hutan akan aman jika masyarakat sekitarnya tanpa disejahterakan. Juga mustahil masyarakat bisa aman sejahtera jika kita tanpa punya hutan. Ketiga aspek sama pentingnya harus jalan sama paralel.
Saat membangun kebun durian milik pribadinya, terasa nyaman bisa diskusi berulang kali jarak dekat dengan beliau. Tiada sedikitpun tinggi hati. Tanpa memandang gelar, pangkat dan jabatan. Beliau sangat menghargai karya nyata lapangan. Hal menarik, selalu punya ruang lingkup dan target pencapaian dibatasi waktu. Agar berprestasi.
Turut bersyukur dan bangga saat beliau dapat gelar kehormatan Doktor (HC) dari IPB University, rasanya tepat sekali. Pas. Sangat pantas. Ketika saya chat pribadi, spontan telepon saya, mengucapkan terima kasih ke saya. Rasanya sungkan sekali saya kepada beliau. Sosok yang legendaris pecinta rakyat dan lingkungan. Kerap kali saya dapat tamu Jenderal, tiada satupun yang tanpa penuh rasa hormat kepadanya. Baik senior maupun juniornya.
Yang paling mengesankan, beliau mau menerima saran masukan dan menyimak dengan seksama walaupun hanya dari saya, Pak Tani. Beliau telah berbagi bibit penghijauan jutaan pohon. Saat saya sarankan agar diokulasi utamanya buah tropis agar bersifat genjah cepat-cepat buah seperti enteres indukan harapannya. Kontan mengirim 7 orang agar belajar berlatih membuat bibit buah tropis teknologi okulasi.
Karena beliau Ketua Umum Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) yang targetnya membangun Insan Entrepreneur dari warga PPAD. Saat acara temu kangen di Sentul International Convention Center (SICC) dihadiri 7.000-an anggota PPAD. Juga Presiden Jokowi hadir, saya dapat tugas memotivasi. Luar biasa apresiasinya ke kami bertiga sebagai Narasumber. Mengharukan.
Begitupun semua artikel saya di medsos, selalu saya japri karena beliau menanyakan. Hampir selalu dibaca. Duh, dalam hatiku ” Jenderal bintang tiga yang membumi “. Sungguh, seakan memaksa agar sadar mengenang beliau yang baik – baiknya saja. Guru Pelatih Mental, cara mencintai negerinya sendiri. Rasanya tiada henti ingin selalu mendoakan Bapakku Letjen (Purn) Doni Monardo, semoga dapat tempat terbaik di sisi-Nya.
Kalau selama beliau dapat tugas berat teramat mulia mengatasi Covid 19, masyarakat seluruh dunia termasuk kita mengakuinya. Memang luar biasa Putra Indonesia yang satu ini. Pribadinya yang bersahaja selalu tersenyum dengan tatapan mata yang menyejukkan, seolah pembelajaran langka. Mantan Danjen Kopassus ini memang dapat tempat terindah di hati dan memori masyarakat Indonesia. Semoga makin banyak kawula muda yang punya kecintaan pekat kepada Bangsa Indonesia. Terjabarkan cinta pekat kepada masyarakat dan alam sekitarnya. Seperti yang Letjen Doni Monardo percontohkan ke kita.
Salam 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630