Empiris, mengenang indahnya berbuat nyata di lapangan bersama pemuda. Bagai Pasukan Kopassus ku 16 Orang Pemuda. Misi cetak kebun di Kandis Riau, tahun 1997.
Tahun 1996, saya dinas di Rindam I/BB Pematang Siantar Sumut. Jadi Guru Pelatih Militer. Mulai ada rezeki karena bisnis karung bekas, pinang, cangkang dan ikan mas.
Orang tua saya di Sulawesi Tengah transmigrasi, terdengar kurang beruntung. Lalu saya ajak pindah ke Kandis Riau, menggantikan peserta transmigrasi yang tidak kerasan.
Dapat 2 ha sawit belajar buah dan pekarangan rumah 0,5 ha. Harga Rp 3,8 juta. Tapi masih punya kewajiban utang bank. Dikelola oleh perusahaan inti. Dalam ikatan koperasi.
Saya lihat, kok yang sudah buah pada sejahtera. Lalu cetak kebun sendiri. Merekrut 16 anak muda dari kampung kelahiran di Banyuwangi. Dapat uang makan setelah 4 tahun dapat 2 ha/orang. Tiap libur saya ke kebun.
Semalam telepon mereka, bahagia sekali hati saya. Saat ini mereka pada sukses. Telah lepas dari belenggu diri dari keluarga bersahaja. Istilah pemerintah petani gurem. Pada diperluas kebun dan usahanya. Pada lebih perhatian ke orang tuanya.
Testimoni tanpa warisan tanah sejengkal pun asal mau berbuat nyata, bisa dipercaya. Bisa juga tumbuh berkembang punya tanah luas produktif, asal ngembang mental intelektualnya. Bisa membantu keluarganya.
Pengalaman di atas. Indah sekali. Saat ini saya ulang lagi lokasi di Pangkalan Bun Kalteng, 20 menit dari Bandara. Bukan 16 orang, tapi 50 orang. Agar mereka juga mentas jadi Pengusaha Agro Inovatif, pemilik masa depan Indonesia yang cerah.
Jika ada yang minat agar tahu detail teknisnya bisa hubungi Reni staf saya HP 087781889797 atau David HP 081219929262.
Fasilitas uang makan Rp 1 juta/bulan dan rumah. Kompensasi setelah 50 bulan, dapat kebun Durian 1 ha mulai buah.
Sama artinya, menabung itu sulit. Tapi akan mudah terwujud jika diangsur tapi tanpa bunga bank. Itulah prinsip konsepnya.
Salam 🇲🇨
Wayan Supadno
Pak Tani
Hp 081586580630