Reputasi, sebuah persepsi atau anggapan penilaian publik kepada seseorang, bisa terbentuk karena proses panjang teruji pada multi situasi. Yang komponennya meliputi integritas/karakter, kapasitas/kemampuan, etika/tata susila dan lainnya. Ini yang sering diajarkan oleh banyak praktisi sukses.
Artinya bahwa reputasi seseorang mustahil bisa terbentuk begitu saja secara instan hanya karena satu atau dua faktor saja. Pasti karena banyak faktor dan banyak yang mengujinya. Contoh, integritas dari kejujuran dan komitmennya. Kapasitas dari kemampuannya. Etika nampak cara berinteraksi.
Dalam sebuah buku Jalan Pintas Jadi Pebisnis Sukses, diajarkan bahwa ” jangan berharap jadi pebisnis hebat jika tanpa punya reputasi diri “. Misal suka bohong, tidak disiplin dan wanprestasi, tidak nyambung diajak diskusi mencari solusi, menjengkelkan perilakunya. Pasti mitra bisnisnya kabur. Kapok.
Sebaliknya, kita akan merasa ketagihan agar tetap bermitra bisnis produktif. Jika kita merasa aman dan nyaman karena mitra kita punya integritas jujur, disiplin dengan komitmen dan punya kemampuan atau kapasitas yang mumpuni dalam menyelesaikan tugas. Apalagi jika rendah hati, supel, beretika bukan kemasan.
Umumnya pengusaha sukses karena hebat dalam ” membangun reputasi diri ” ini. Pendek kata, mereka bisa hebat sesungguhnya hanyalah akibat saja, akibat dari punya reputasi diri. Karena pandangan orang banyak dianggap punya nama baik yang terpercaya. Perjalanan panjang yang membentuknya.
Perjalanan panjang itulah, banyak orang sebagai testimoni kiprahnya lalu mau dengan ikhlas bangga promosi dari mulut ke mulut. Karena puas bermitra dengannya. Karena aman nyaman mumpuni bertanggung jawab dan tiada keluhan yang menjengkelkan. Ujungnya terkultuskan. Tidak heran jika aset bisnisnya melambung.
Implikasinya :
Reputasi diri menjadikan terlalu sibuk lalu merekrut orang lain yang ahli dan skill menyelesaikan pekerjaan rutin. Karena makin membesar usahanya maka ditambah jumlah karyawannya. Jadilah pencipta lapangan kerja jumlah massal. Makin tinggi reputasinya, karena berjasa mengatasi banyak pengangguran di masyarakat jadi produktif.
Karena punya reputasi diri, banyak pihak pabrik menawarkan kerja sama dalam pemasaran maupun pengadaan. Banyak juga pihak perbankan menawari fasilitas kredit investasi dan modal kerja agar sama produktifnya ” win – win solution “. Praktis dapat laba besar – besaran rutin, aset orang lain dan dikerjakan oleh orang lain yaitu tim kerjanya.
Reputasi diri, juga mampu mendongkrak kehormatan diri, kehormatan keluarga besarnya, kehormatan kampungnya dan seterusnya. Karena punya rejeki lebih lalu bisa berbuat beda yang positif. Misal jadi donatur pembangunan tempat suci, sekolah, yatim piatu dan lainnya. Semua bernuansa humanis, penjabaran nyata agama.
Ilmu hikmahnya yang bisa diambil oleh anak muda bahwa reputasi diri sangat penting. Itulah jalan pintas menuju sukses. Jika baik maka kebaikan akan tersebar luas oleh yang ketagihan bermitra akibat diamankan dinyamankan. Jika punya mitra usaha banyak, sesungguhnya punya ” Mesin ATM ” banyak juga.
Maka reputasi diri harus diperjuangkan dengan konsisten tiada henti. Ini mutlak. Jika punya cita – cita jadi pengusaha hebat dengan cepat.
Salam Mandiri 🇮🇩
Wayan Supadno
Praktisi Agribisnis
HP 081586580630