Hari Jumat 2 hari lalu ke bank, bersama anak pertama Wanna Bhakti W, yang tahun lalu lulus pascasarjana dan Ayu Mega S, yang Maret ini wisuda S1 di ITS Surabaya. Satya Weda tidak ikut karena studi S2 di Unud Bali. Suka membekali karakter dan kapasitas, agar terpercaya.
Mereka bertiga sengaja mulai saya libatkan dalam prosesi bisnis. Agar terdidik dan terlatih. Bagian dari rangkaian regenerasi jadi pebisnis, peternak dan petani. Saatnya kelak pasca pendidikan pascasarjana pada punya usaha masing – masing. Prosesi membangun kemandirian.
Saat di bank, karena ada transaksi jumlah besar. Akuisisi peternakan sapi yang gagal dijual total ke saya. Jumlah 89 ekor beserta sarana dan prasarananya. Kirim dana cepat antar bank mereka harus terampil. Harus juga membuat keputusan cepat dasar analisa cepat dan tepat.
Mereka harus tahu juga, kenapa sejak masuk pintu bank disambut dengan sangat welcome oleh para petugas bank. Juga tanpa ikut antre seperti lainnya. Karena ada ” Kartu Prioritas “. Harus termotivasi bagaimana caranya agar dapat kartu prioritas. Penting, mereduksi waktu.
Begitu juga saat kunjungan ke lokasi peternakan di Kalbar yang dijual. Sengaja saya tidak ikut prosesi akuisisinya. Validasinya saya kirim anak muda semua. Maksimal usianya 26 tahun. Leader dan dokter hewan. Ahli pada bidangnya semua. Finalnya saya memutuskan jarak jauh.
Kegiatan di lapangan baik di kebun maupun kandang sapi. Sejak anak – anak selalu saya ingatkan bahwa kita jadi manusia harus bisa tahu diri dan mampu menjabarkan rasa syukur kepada Nya. Tidak cukup terucap di bibir belaka. Saat liburan, wajib menginap di Kebun Pangkalan Bun. Agar tumbuh cinta usaha.
Sejak mereka SMP dan SMA, sering saat jalan bersama dalam 1 mobil. Bagai ” Seminar Mini “. Anak pertama jadi sopir. Saya di sampingnya. Lainnya di belakang. Situasi itu saya manfaatkan memberi pencerahan hal entrepreneurship. Sangat penting mereka tahu hakikat, latar belakang dan maksud tujuannya.
Pentingnya tahu arti membekali diri, pendidikan formal dan improvisasi diri. Arti punya gelar akademik minimal lulusan pascasarjana S2. Agar ada batu ungkit bangkit. Mempertanggungjawabkan di tengah masyarakat dengan kiprah nyata bermanfaat. Agar sadar bangsa kita kurang pengusaha sangat banyak.
Aplikasi di lapangan, bagi yang sudah lulus S2. Sengaja saya beri kebun hanya 1 blok puluhan hektar saja, agar dikelola sendiri. Tahu prosesnya hulu hingga hilir. Tahu taktis teknisnya. Tahu juga kendali cash flow. Laba rugi dan neraca keuangan rutin. Tahu menekan harga pokok produksi (HPP) supaya rendah dan kompetitif laba tambah.
Terpenting agar sadar bahwa harta warisan banyak bukan jaminan mereka, anak – anak saya. Mutu manusia yang menentukan nasib masa depannya. Tidak boleh ke GR an. Harus pernah gagal. Agar tahu ilmu hikmahnya. Bersinergi dengan manajemen beserta segenap karyawan dan masyarakat sekitar adalah utama.
Tentu sebagai orang tua, berusaha semaksimal mungkin mencurahkan kasih sayang kepada anak – anaknya. Pendidikan hal utama pertama. Dengan pola ajakan agar pada jadi insan pencipta lapangan kerja bagi masyarakat luas. Jika sudah demikian kembali ke perorangannya. Tanggung jawab masing – masing.
Semoga kisah nyata ini ada manfaatnya bagi masyarakat luas. Kita butuh pencipta lapangan kerja jumlah banyak agar tiada pengangguran, TKI dan kemiskinan serta stunting. Masa depan Indonesia, tergantung kita, sebagai Putra Bangsa Indonesia.
Salam 🇲🇨
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630