Mon. Jun 23rd, 2025

Kawula muda, berikut ini saya paparkan beberapa kisah nyata yang antagonis satu dengan lainnya. Dari sini akan bisa diambil ” ilmu hikmahnya ” bagaimana berproses jadi praktisi utamanya agro inovatif. Agar jadi sumber inspirasi.

Sepasang adik kakak tanpa orang tua, yatim piatu, karena sebuah kecelakaan. Orang tuanya meninggal keduanya. Lalu kedua anak tersebut dipungut oleh Kepala Desanya. Masih SMP keduanya dirawat hingga SLTA.

Anak pertama diberi tugas mengisi air bak kamar mandi di dalam ruang Kadesnya dan anak kedua diberi tugas mengisi air bak kamar mandi umum, sesempatnya. Ukurannya sama. Agar punya uang beli buku dan saku sekolahnya.

Anak pertama setelah mengisi air bak kamar mandi. Baca buku terus tiada hentinya. Hingga jadi juara kelas di sekolahnya. Kurang pergaulan, minim jaringan sosial, kuper (kurang pergaulan) dan pendiam jadinya. Temannya hanya buku dan buku saja.

Anak kedua, beda. Dia selain sekolah dan mengisi air bak dari sumber. Dia membuat jaringan pipa dari sumber ke arah kedua baknya. Prosesnya lama, tapi selesai juga, tanpa lagi memikul air. Melakukan riset kajian lapangan, perencanaan dan implementasi.

Saat SMA, anak kedua sudah ekspansi di bidang lain. Karena air meluber, punya usaha ikan dan sayur kangkung. Hingga di desa lainnya. Anak pertama dan kawan – kawannya, dapat gaji dari adiknya. Hasil tiada pernah salah alamat dari upaya kesungguhannya.

Kesimpulan, anak kedua jadi Owner/Leader usahanya. Anak pertama jadi Profesional pengelola usaha. Sama pentingnya. Satu rahim. Beda nasib karena mau ” memulai hidup beda ” nuansa kreatif improvisasi diri nuansa inovasi.

Pengalaman saya pribadi, karena banyak tamu. Selain itu juga sering jadi Dosen Tamu Praktisi Mengajar di banyak kampus. Berkisah nyata proses saya mengawali usaha dan cara saya mengelola usaha selama ini. Dari nol hingga saat ini, manajemen jarak jauh. Agar jadi inspirasi.

Pada 4 tahun silam mengajar di Unsri Palembang. Saya tegaskan agar pulang nanti kontan menanam. Baik durian, kelengkeng, sawit dan lainnya. Agar 4 tahun berikutnya, tiada terasa sudah menghasilkan. Mandiri.

Ternyata ada yang melakukan dan saat ini pada berbuah. Menyenangkan. Sayangnya, hanya sedikit yang mau memulai praktik, makin sedikit yang mau bertahan jika ada kendala. Makin sedikit lagi yang sukses.

Ada lagi yang ekstrem lucunya, anak muda yang pasti alumni kampus top. Rutin berkala ke rumah saya di Cibubur. Hanya mencatat dan merekam diskusi kami. Saya tanya, bisnisnya apa. Belum mulai. Katanya takut gagal.

Memangnya kalau jadi pengangguran terus bukan gagal namanya. Ketawa dia. Kalau mau jadi praktisi bisnis tapi tidak mau memulai praktik bisnisnya, sampai kiamat pun tidak bakalan jadi. Hanya tukang catat dan dihafal.

Oalah, padahal sudah 4 tahunan. Jika menanam sawit, durian atau alpukat sudah panen raya. Apalagi kalau mau menanam semangka sudah panen 16 kali. Pasti sudah kaya ilmu hikmah lapangan. Punya kemandirian juga.

Tapi banyak juga yang 6 tahun silam masih Nol besar. Saat ini sudah mengkaryakan ratusan karyawan dan ribuan plasma sebagai mitra pemasok bahan baku usahanya. Ini utamanya yang bermain di ruas hilir inovasi, industri agro. Valuasi bisnisnya ratusan miliar.

Tapi ada juga yang suka pamer hasil penelitiannya sejak 7 tahun silam saya kenal. Katanya banyak inovasinya terdaftar di Ditjen Haki Kemenkumham. Saat saya tanya, berapa omzetnya dan produk mana inovasinya ada di pasar. Eh, marah. Karena masil NOL besar.

Salam Inovasi 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *