Fri. Sep 20th, 2024

Kawula muda perlu menyimak kisah di bawah ini, diambil ilmu hikmahnya, untuk bekal melangkah lebih sempurna lagi. Yang gagal jangan ditiru. Yang berhasil ditiru ATP (amati, tiru, plek) atau ATM (amati, tiru, modifikasi) sesuai mau kita agar enak disandang dan enak pula dipandang pihak lain.

Seorang mentor bertanya kepada pemuda pemula bisnis, tidak punya modal banyak. Tapi maunya punya pendapatan Rp 25 juta/bulan, karena profit marginnya 2,5%. Artinya harus transaksi minimal Rp 1 miliar/bulan. Rp 1 miliar x 2,5% = Rp 25 juta. Apa yang harus dilakukan oleh pemuda pemula bisnis tersebut ?

Tentu harus membangun karakter dan kapasitas diri agar dipercaya oleh yang punya barang dagangan senilai Rp 1 miliar. Atau agar dipercaya oleh orang agar dicarikan barang sesuai kebutuhannya yang nilainya Rp 1 miliar juga. Kedua posisi calon penjual dan calon pembeli pasti suka jika maunya dipenuhi.

Contoh lain lagi, mau bertani tapi sejengkal sawah pun tiada punya. Lalu mencari lahan terlantar disewa jangka panjang. Sambil menunggu lahan tersebut agar aman dari ancaman konflik sosial. Sewa sawah dibayar saat panen. Sarana pra sarana juga dibayar saat panen, sementara kerja sama dengan toko pertanian.

Tentu sangat sulit mencari orang yang mau percaya ke kita. Karena pemula. Itulah gunanya punya ” merek perorangan “. Tak ubahnya kita, kalau mau beli produk pasti memilih yang terpercaya telah banyak testimoni penggunanya yang puas dengan produk tersebut. Begitu juga mitra usaha, pasti pilih yang terpercaya.

Segala macam cara dilakukan untuk meyakinkan niat baik dan kesungguhannya agar Tuhan berpihak. Nawaitu dan man jadda wajada. Agar ada kun fayakun. Ternyata Tuhan menunjukkan kemurahan-Nya. Yang berusaha mengubah nasibnya, maka diubah oleh-Nya. Proses ini nuansa spiritual harus dipahami dan diyakini.

Pendek kata, terjadilah transaksi. Dapatlah laba. Berjalannya waktu laba terkumpul, tanpa sadar jadi banyak juga. Jadi modal usaha. Tanpa memakai dana pihak lain, investasi produktif sumber passive income jangka panjang. Terus dan terus berusaha kompetitif, dengan inovatif. Menekan harga pokok produksi (HPP).

Halangan, rintangan dan hambatan pasti terjadi. Dianggap gila, itu hal biasa, justru itu pemantik bangkitnya. Gagal dan gagal juga harus pernah terjadi. Justru pandangan saya, orang paling sial adalah orang yang tiada pernah gagal, pertanda tanpa pernah berbuat nyata. Tanpa bernyali mengawali.

Dengan berjalannya waktu, niscaya akan tumbuh dan makin besar karena dukungan masyarakat yang dapat manfaatnya. Mulailah ada gosip, dianggap punya tuyul. Dianggap anak konglomerat. Dianggap dana dari Spanyol (separo nyolong/korupsi). Dianggap hal negatif saja. Ah, itu kebetulan saja beruntung.

Itu biasa, tak ubahnya Luqman Al Hakim dengan keledainya, dituntun maupun ditunggangi ada saja yang menggunjing. Yang pasti kita tiada mungkin mengunci mulut orang banyak. Apalagi mulut – mulut si iri dengki srei, sarwo waton suloyo. Apapun di matanya salah adanya. Merasa sok suci, bersih dan baik. Padahal mungkin hanya omdo saja.

Begitulah secuil kisah pribadi saya, dalam mengawali usaha modal dengkul. Fokus di agro ternyata tidak enak. Hanya enak sekali. Sekali lagi jadi Petani terasa enak sekali karena sehat bahagia, bermanfaat nyata bagi masyarakat luas dan cukup ekonomi buat keluarga. Asal mau inovatif, itu kata kuncinya.

Terima kasih Tuhan. Terima kasih Orang Tuaku dan Keluargaku. Terima kasih segenap karyawan, masyarakat dan semuanya yang setia tulus ikhlas membantu saya mewujudkan mimpi indah, tentang legacy yang bermanfaat nyata.

Salam Bangkit 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *