Ibarat ayam masih butuh jagung. Petani butuh hidup. Begitu juga pengusaha PKS butuh lancar usahanya, agar dapat laba dan memberi manfaat bagi sekitarnya.
Semalam saya telepon pabrik kelapa sawit (PKS) paling dekat dengan Kota Pangkalan Bun Kalteng. Tanya harga TBS petani masih Rp 1.150/kg. Sangat memprihatinkan hati saya. Diamnya petani jangan disalah artikan.
Menyayat hati, karena bukan akibat musibah alam. Tapi karena kebijakan pemerintah yang tidak berpihak ke rakyat yang aktif partisipatif kreatif mandiri produktif membangun bangsanya sendiri.
Harga TBS Rp 1.150/kg masih merugi sekitar Rp 650/kg. Dampaknya yang punya utang di bank akan macet massal. Kelangsungan hidup keluarga petani sangat terganggu. Begitu juga biaya sekolah anak – anaknya.
Sebelum bulan April 2022 pelarangan ekspor. Harga TBS Rp 3.600/kg. Itu pun PKS berebut TBS petani dengan lomba harga mahal – mahalan dan pelayanan prima. Agar PKS bisa optimal pada kapasitasnya. Sehingga harga pokok produksi (HPP) rendah lalu bisa menjual CPO harga kompetitif.
Harga TBS di PKS murah di bawah HPP, petani merugi. Target pemerintah 2 bulan lalu janji, akhir Juli kembali Rp 3.000/kg. Nyatanya janji itu belum dibuktikan. Akibat ekspor belum lancar. Banyak syaratnya. Seolah lupa, sawit komoditas ekspor.
Pemilik PKS adalah pengusaha, pencari laba dan pemberi manfaat. Ibaratnya, jika ayam masih suka jagung. Maka PKS masih suka TBS sebanyak mungkin demi misi dapat laba memberi manfaat. Karyawan sejahtera. Lalu, kenapa PKS bagai ayam tidak lagi suka jagung ?
Tentu akibat iklim usaha sawit tidak sehat lagi. Ibarat media biak mikroba, mungkin pH nya terlalu asam atau basa atau non nutrisi. Biang mikrobanya tidak mampu hidup apalagi berbiak massal. Iklim usaha, media biak adalah peran pemerintah.
Mekanisme pasar terlalu diintervensi pemerintah berlarut waktu lama, petani massal jadi korban. Padahal untuk menumbuhkan investasi massal dari rakyatnya sendiri, bukanlah pekerjaan mudah dan singkat. Butuh lelah waktu panjang.
Saatnya negara terpanggil dan hadir memberi solusi konkret di lapangan. Bukan sekedar seremonial atau lipstik belaka. Masyarakat harus dijaga kepercayaannya kepada pemerintah.
Salam 🇲🇨
Wayan Supadno
Pak Tani
Hp 081586580630