Mon. Jun 23rd, 2025

Perang dagang memang bisa jadi lebih menegangkan dari sekadar isu ekonomi biasa, karena dampaknya bisa merambat ke banyak sektor secara global dan cepat.

Berikut beberapa alasan kenapa perang dagang terasa lebih ” mencekam “. Kenapa perang dagang Itu menegangkan ?

1). Efek domino global.

Ketika dua negara besar (seperti AS dan Tiongkok) saling menaikkan tarif, negara-negara lain yang tergantung pada ekspor-impor dari mereka juga terkena imbas. Rantai pasok terganggu, harga naik dan produksi bisa melambat.

2). Ketidakpastian ekonomi.

Investor dan pelaku usaha jadi ragu untuk ekspansi atau investasi baru. Mereka menahan diri karena tidak tahu apa yang akan terjadi minggu depan atau bulan depan. Ini bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi.

3). Potensi PHK massal.

Ketika perusahaan kesulitan bahan baku impor atau pasar ekspor terhambat, mereka bisa memangkas produksi atau bahkan merumahkan karyawan (PHK) massal.

4). Naiknya harga barang.

Tarif tinggi pada barang impor bikin harga di dalam negeri naik. Konsumen yang paling terdampak karena daya beli turun. Melahirkan kemiskinan baru.

5). Bisa berujung ke ketegangan politik atau militer.

Perang dagang kadang memicu konflik di luar ekonomi. Misalnya, negara yang merasa ditekan bisa menanggapi dengan kebijakan militer, blokade teknologi, atau bahkan cyberwar.

Contoh :

Perang dagang AS–Tiongkok (2018–2020) banyak perusahaan teknologi dan pertanian terguncang. Produk-produk seperti kedelai, semikonduktor, dan baja kena imbas besar.

Begitu juga saat ini, AS memulai mengajak perang dagang kepada banyak negara, menaikkan tarif impornya. Ini akan jadi ” sumbu ledak ” sangat berbahaya. Karena akan melemahkan dan mematikan ekonomi masyarakat luas.

Jutaan umat manusia bekerja pada bahan baku industri yang diekspor, saat proses produksi di industri tersebut juga melibatkan banyak karyawan, pasar produk jadi yang diekspor dibutuhkan umat banyak juga. Jika berhenti ?

Konkretnya, Indonesia tarifnya dinaikkan 46% jika masuk AS. Di antaranya tekstil, kayu olahan, ikan, sawit dan lainnya. Jadi tidak kompetitif. Jika tanpa pasar maka industrinya juga akan lumpuh lalu PHK massal terjadi. Pengangguran dan kemiskinan tambah lagi.

Prinsipnya, sebaik apapun sebuah produk hasil penelitian maupun industri hulu hilir. Jika tanpa serapan pasar akan sia – sia belaka. Akan menumpuk menghabiskan modal kerja. Cashflow tidak sehat. Bangkrut. PHK massal terjadi. Menegangkan.

Ilmu hikmahnya. Perang dagang sesungguhnya cipta kondisi agar negara mandiri berdiri di atas telapak kaki sendiri. Meminimalkan impor dan mengutamakan kebutuhan dalam negeri terlebih dulu. Di balik kesulitan, selalu tersembunyi peluang penelitian agar menemukan inovasi baru sebagai solusinya.

Salam Mandiri 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *