Mon. Jun 23rd, 2025

Sungguh saya bahagia sekali, selaku pemilik usaha BJA Farm, Pusat Hilirisasi Inovasi, Ekonomi Sirkular Nol Limbah dan Balai Diklat Agropreneur. Di Pangkalan Bun Kalteng.

Pada tanggal 6 Juli 2024. Dikunjungi oleh Bapak Gubernur Kalimantan Tengah justru saat Hari Ulang Tahun Bapak Gubernur Kalteng. Beliau selain bersama keluarga Anak Istri dan 70 orang lainnya.

Yang diajak Anggota DPR RI, Bupati, Para Kepala Dinas dan lainnya. Suasananya sangat harmonis. Terasa sekali aroma menghargai pebisnis sebagai investor pangan.

Karena di BJA Farm ada sapi 800-an ekor, ikan patin, kebun alpukat, jeruk, durian dan sawit. Semua diintegrasikan satu lokasi, agar minim harga pokok produksi (HPP) nya. Lalu kompetitif.

Peran pengusaha di bidang pangan ini sangat penting, ujarnya. Selain menyediakan pangan agar swasembada juga menghilirisasikan invensi hasil penelitian para ahli agar jadi inovasi membumi.

Beliau juga terkesima dengan kandang sapi koloni di dalam kandang dan berada di tengah hamparan 23 hektar rumput Gama Umami kadar protein kasar 17% hasil inovasi UGM Yogyakarta.

Apalagi ada mess anak muda yang mau jadi agropreneur. Sayangnya saat kunjungan lagi kosong tiada mahasiswa atau siswa SMK yang praktik. Padahal biasanya ada banyak. Nampak apresiasinya.

Saat beliau memberi pakan sapi dengan rumput Gama Umami. Geleng kepala sambil tersenyum lihat banyak limbah sawit bungkil dan solid jadi pakan sapi. Karena tahu persis itu berlimpah di Kalimantan.

Spontan mengajak diskusi rombongannya. Agar di Kalteng direplikasikan peternakan sapi breeding/pembiakan seperti BJA Farm. Tiap kabupaten. Juga akan mendukung agar populasinya BJA Farm 5.000-an ekor.

Terbayang oleh saya. Provinsi Kalteng ada 13 kabupaten dan 1 kota, total 14. Jika masing – masing 5.000 ekor indukan sapi. Jelas anaknya betina saja 14 x 5.000 ekor x 70% kelahiran = 50.000 ekor jantan betina/tahun.

Logikanya anaknya 50% betina setara 25.000 ekor/tahun. Juga akan beranak pinak lagi. Sungguh sangat solutif jika ini jadi kenyataan. Akan cipta lapangan kerja, menekan prevalensi stunting, hemat devisa dan lainnya.

Besar harapan saya selaku investor. Karena hanya 10 menit dari Bandara dan 15 menit dari Kantor Bupati. Kiranya jalan yang hanya 3,6 kilometer diaspalkan. Selama ini saya sudah membuatkan jalan dan perawatannya.

Begitu juga PLN, kiranya segera dialirkan agar bisa investasi lain lagi. Misal Pabrik Fillet Ikan Patin yang butuh 500.000 watt. Bisa jadi off taker, cipta lapangan kerja, cetak devisa dan lainnya.

Terpenting, jika pemerintah pusat merespon. Misal kerjasama dengan BJA Farm titip sapi (nggaduh) 5.000 ekor anaknya dibagi 2 dengan BJA Farm. Karena berpengalaman. Lalu anaknya yang betina dibagikan ke masyarakat luas.

Kalau sapi indukan impor dari Australia 5.000 ekor kondisi bunting hanya setara Rp 80 miliaran saja. Itu hanya uang recehan jika dana APBN untuk misi mulia swasembada pangan. Sekejap kita akan kembali swasembada sapi.

Kalau kolektif, program bermitra antara pemerintah dan swasta. Pemerintah menitipkan (non hibah) sapi bunting 5.000 ekor. Swasta menyediakan lahan, kandang, sarana prasarana, pakan, kesehatan dan lainnya. Ini nilai kapitalnya setara.

Untuk stop impor sapi dan daging sapi kerbau. Hanya butuh 1.200 pengusaha sekelas saya. Karena jadi 1.200 pengusaha x 5.000 ekor = 6 juta ekor. Anaknya 5 juta ekor/tahun, 50%-nya jantan 2,5 juta/tahun pas cocok dengan jumlah impor selama ini. Mudahnya membangun negeri jika bersinergi.

Salam Inovasi 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *