Penghentian sementara perdagangan saham bersifat sementara (Trading Halt) di BEI (Bursa Efek Indonesia).
Tujuannya untuk mencegah kepanikan pasar akibat penurunan indeks yang terlalu tajam dalam waktu singkat.
Kapan Trading Halt Terjadi?
Menurut aturan BEI, trading halt diberlakukan jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun lebih dari 5% dalam satu sesi perdagangan.
Jika penurunan berlanjut hingga 10% atau lebih, BEI bisa mengambil langkah lanjutan seperti trading suspension (penghentian perdagangan sepanjang hari).
Tujuan Trading Halt :
1). Mencegah aksi jual berlebihan (panic selling)
2). Memberikan waktu bagi investor untuk menilai kondisi pasar.
3). Menjaga stabilitas pasar modal dan stabilitas nasional.
Contoh Kasus
Hari ini, Selasa 18 Maret 2025, BEI memberlakukan trading halt setelah IHSG turun lebih dari 5% akibat ketidakpastian ekonomi dan politik.
Sebab Terjadinya Trading Halt ;
1). Laporan APBN yang buruk. Konkretnya penerimaan pajak Februari 2025, turun 30,19% tahun ke tahun. Padahal ini sumber kekuatan bangsa.
2). Defisit APBN Rp 3,2 triliun per Februari 2025 dan belanja pemerintah turun 7%. Padahal ini sebab utang bertambah.
3). Sentimen global negatif. Ketegangan geopolitik meluas. Bukan hanya Rusia – Ukraina, Amerika – RRC. Juga di berbagai negara barat.
4). Banyaknya PHK lalu daya beli turun. Pengeluaran rumah tangga anjlok. Padahal ini sumber pertumbuhan ekonomi.
Apa sesungguhnya di balik kejadian itu semua ?
Prinsipnya :
1). Tiada satupun negara yang suka jika Indonesia maju. Tiada yang suka jika Indonesia melakukan hilirisasi sumber laba besar tapi negara industri nangis kekurangan bahan bakunya dari Indonesia.
2). Tiada satupun pihak asing yang suka jika uangnya dikuras Indonesia karena program pembersihan dari ancaman serius korupsi, akan mengganggu likuiditasnya, padahal uang tersebut simpanan hasil korupsi.
3). Tiada yang suka jika Indonesia stabil keamanan dan pertahanannya, karena berbagai program besar misal Danantara, RUU TNI dan lainnya.
Sehingga sangat wajar jika Asing, mulai ” cipta kondisi ” mengganggu Indonesia. Agar terus dapat bahan baku industrinya. Agar uang korupsi parkir di negaranya. Agar Indonesia labil dan terkendali.
Solusinya, kita sebagai anak bangsa Indonesia harus solid ” tidak perlu panik “. Agar harga saham naik lagi. Jika panik lalu dijual murah semua, bagaimana jika saat ” sangat murah ” diborong oleh George Soros seperti tahun 1998 ? Kita yang rugi dewe !
Perjalanan panjang Indonesia banyak ilmu hikmahnya yang patut bisa jadi bekal dalam kita menyikapi. Kita harus tetap seperti biasa belanja untuk konsumsi rumah tangga, pebisnis ekspansi cipta lapangan kerja dan membayar pajak untuk APBN kita.
Salam Setia š®š©
Wayan Supadno
Praktisi Agribsnis
HP 081586580630