Melakukan proses penetrasi pasar bukan hal mudah. Banyak orang mengeluh hal itu. Padahal itu hal wajib bagi pebisnis. Kesulitan melakukan penetrasi pasar ditandai dengan banyak produk bermutu jumlah berlimpah tapi gagal dipasarkan jadi penyebab gulung tikar.
Termasuk hasil penelitian atau invensi, tidak jadi inovasi membumi. Tidak terkomersilkan. Masih 88% tersimpan di lemari. Itu juga bukti gagalnya penetrasi pasar. Sulitnya memasarkan. Sehingga kawula muda harus memahami hal penetrasi pasar.
Barang tidak ada di pasar harus bisa diserap pasar, hingga produknya jadi pemimpin pasar (market leader). Menggerakkan cashflow agar usaha sehat makin tumbuh besar bermanfaat bagi masyarakat. Minimal serapan kepada pengangguran makin banyak.
Pengalaman saya pribadi penetrasi pasar, prinsipnya ;
1. Kuasai diri.
2. Kuasai produk kita.
3. Kuasai medan pasar.
4. Kuasai pesaing di pasar.
1. Kuasai diri.
Pengetahuan hal diri kita sendiri plus minusnya diri kita hal yang sangat penting. Mutlak. Misal, sudahkah kita jadi manusia yang menyenangkan bagi orang lain. Tidak menjengkelkan. Utamanya di mata para pelanggan kita. Sudahkah kita punya kemampuan bicara yang efektif produktif.
2. Kuasai produk kita.
Sebelum melakukan penetrasi pasar. Hal mutlak harus tahu detailnya pengetahuan produk kita. Selling pointnya. Misal, dari fakta apa yang ada di produk kita harus digali bisa memberi manfaat apa saja bagi pengguna. Tanpa tahu daya manfaatnya secara rinci, maka jadi mempersulit penetrasi pasar.
3. Kuasai medan pemasaran.
Ilustrasinya, jika kita mau masuk ke kampung baru. Tentu akan mudah jika data fakta situasi seluk beluk kampung tersebut kita tahu duluan. Begitu juga hal penetrasi pasar. Akan nyaman menyenangkan jika tahu duluan simpul – simpul masyarakat pengendali pasar.
4. Kuasai pesaingnya.
Pesaing selalu ada. Banyak orang gagal penetrasi pasar karena pesaing. Banyak sukses penetrasi pasar karena ada pesaingnya. Ada ” celah lemah ” para pesaingnya, itu jadi target serangannya. Itu semua bisa terjadi karena terlebih dulu kita mau mempelajari dengan seksama pesaing kita.
Prinsip – prinsip di atas, selalu saya terapkan ketika saya memasarkan produk baru. Tapi semua barang berlimpah, karena dianggap limbah. Misal jutaan lembar karung bekas, menyerang karung baru, selama 3 tahunan. Ribuan ton cangkang sawit limbah pabrik menyerang batu bara selama 5 tahun.
Ratusan truk kayu teh limbah pasca peremajaan, untuk pemanas di kilang padi dan tapioka. Ribuan ton Bio Extrim Granul dan jutaan liter Bio Extrim cair, Hormax dan Organox sejak 2008 hingga saat ini jadi market leader. Hasil riset, kekayaan intelektual dan formulasi produksi milik saya sendiri.
Bahkan kita jika jadi pebisnis hal mutlak selain bisa memasarkan produk kita. Memasarkan bisnis kita. Harus, mutlak bisa memasarkan ” diri kita ” sendiri. Kita harus diterima pasar yaitu masyarakat, utamanya mitra usaha. Agar sering transaksi produktif. Agar hidup kita dirasakan manfaatnya oleh mereka.
Cibubur, 20 Januari 2024
Salam Bangkit 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630