Sun. Jun 22nd, 2025

NURANIKU TERUSIK

ByWayan Supadno

Jun 6, 2022

Enak sekali hidup di Indonesia, katanya.

Saat ini ada segelintir orang kaya raya makin kaya raya mendongkrak rasio gini. Pabrik migor labanya minimal Rp 11.000/liter, dijual dengan harga Rp 26.000/liter kemasan bermerek di pasar bebas, skala jutaan liter. Karena modal CPO di bawah Rp 10.000/kg, TBS beli di petani Rp 1.200/kg.

Saat ini ada jutaan orang, Ibu kita kesulitan mendapatkan migor murah yang terjangkau oleh daya belinya Rp 14.000/liter. Pasti berat, apalagi yang hidupnya dari hasil jualan gorengan. Di negeri yang punya sawit 16,38 juta ha terluas di dunia. Jadi buah bibir masyarakat dunia.

Saat ini juga, ada jutaan KK petani sawit harganya hanya Rp 1.200/kg di bawah biaya produksi Rp 1.800/kg. Bahkan ada yang busuk di pohon jutaan ton akibat pabriknya tutup, dampak tangki CPO penuh, akibat belum bisa ekspor. Padahal itulah sumber penghidupannya.

Saat ini juga ada negara tetangga pemilik sawit juga, Malaysia namanya. Mantan murid kita. Harga sawit petaninya Rp 5.400/kg. Praktis kalau punya 2 ha saja omsetnya 2 ha x 2 ton/ha x Rp 5.400/kg = Rp 21,6 juta/bulan. Pesta panen raya hingga mendatangkan tenaga dari Indonesia (TKI). Petani kita hanya bisa membayangkan sambil meneteskan air matanya.

Saat ini juga, Indonesia kehilangan kesempatan dapat devisa dari biasanya Rp 43 triliun/bulan. Pajak dan pungutan ekspor Rp 13 triliun/bulan. Masih hilang juga peluang dapat PPN di PKS Rp 12 triliun/bulan. Semua karena ekspor CPO migor belum jalan. Terpenting kehilangan kesempatan partisipasi rakyat berbuat mandiri, jadi terancam terakhiri.

Jujur…, hati nuraniku terusik. Karena merasa bagian dari anak bangsa Indonesia tercinta ini. Semoga sawit, tidak seperti kisah memilukan cengkeh hancur karena salah kelola di masa lalu. Tak ubahnya tebu, bawang putih, kedelai impornya makin banyak saja.

Salam 🇲🇨
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *