Bagi kawula muda yang berminat jadi pelaku usaha sangat penting untuk memahami dan mempraktikkan upaya usaha untuk mencari nilai tambah. Jika tanpa nilai tambah maka akan jalan di tempat, lambat berkembang bahkan akan mati di persaingan pasarnya. Nilai tambah bisnis ada 2 azas yaitu :
- Azas menambah nilai kapitalnya wujud laba dari dampak transaksi arus kas jadi omzetnya, untuk operasional gaji karyawan, riset maupun pengembangan dan lainnya.
- Azas nilai tambah manfaatnya, sama juga untuk keberlanjutan usaha tersebut, karena dirasa bermanfaat maka pengguna produk tersebut akan ketagihan.
Nilai tambah terbesar pemacu percepatan majunya sebuah perusahaan sangat didominasi oleh ide gagasan bisnis nuansa inovasi. Itulah sebabnya lulusan pasca sarjana S2 yang punya usaha inovatif, hasil survei percepatan majunya bisa 78 kali lipatnya dibandingkan non lulusan perguruan tinggi.
Itu terjadi karena bukan sekedar dagang. Perlu juga diketahui pembeda antara pedagang dan pengusaha (entrepreneur). Jika pedagang beli barang A, dijual lagi masih wujud barang A, setelah dapat laba baru dijual. Jika pengusaha beli barang A, diproses jadi wujud B, C, D dan lainnya barulah dijual lagi.
Berikut ini konkret, bernuansa inspirasi agar jadi literasi. Karena kisah inspirasi adalah pembelajaran sangat bernilai, ” pengalaman adalah guru terbaik dan pendidik sejati “. Inspirasi adalah kisah menarik dari pihak lain. Sari ilmu hikmahnya kita petik jadi bekal melangkah, tidak mengulangi kesalahan orang lain.
- Seorang peternak ayam, kotorannya banyak berceceran sisa pakan ayam. Lalu dijadikan media biak maggot BSF, selanjutnya jadi pakan ikan patin dan dijadikan fillet siap jual. Atau jadi pakan ayam lagi. Begitu juga jika ada ayam mati, tidak dibuang bisa jadi pakan maggot BSF atau direbus lama jadi pakan ikan patin.
Dengan begitu harga pokok produksi (HPP) ayam dan ikan patin jadi teramat rendah. Implikasinya jika rebutan pasar bisa jadi pemenang persaingan. Jika harga pasar tetap maka labanya akan naik tajam bisa jadi modal pengembangan usaha. Lalu makin banyak cipta lapangan kerja, bayar pajak dan cetak devisa.
- Seseorang di kampungnya banyak buah naga afkir karena pasca grading dan sisa dipatuk burung. Dihitung dengan daya nalar analisisnya yang teliti. Disulap jadi powder buah naga dan kulitnya jadi kripik vakum. Bisa cipta lapangan kerja jumlah banyak karena padat karya. Bayar pajak ekspor maupun cetak devisa karena diekspor.
- Melihat data banyak mualaf di Eropa. Melihat banyak lahan terlantar di luar Jawa. Ditanam nangka madu agar 2 tahun panen raya. Dijadikan abon nangka muda lalu dikemas kaleng kedap udara apik. Diekspor menyerang pasar daging yang diragukan halalnya. Berplasma dengan masyarakat. Pendapatan per kapita dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdongkrak juga.
- Melihat banyak kelapa afkir sisa seleksi ekspor kelapa glondongan miliaran butir/tahun. Muncul ide jiwa pengusahanya. Tetap dibeli walau harga murah dijadikan VCO, nata de coco, karbon aktif dan cocopeat. Dari barang afkir jadi barang bernilai ekonomi tinggi karena sentuhan inovasi membumi yang berbasiskan bahan baku berlimpah serta pasar global produk turunan kelapa yang besar sekali.
Tentu masih sangat banyak contoh di lapangan. Apalagi jika mau berpikir beda lebih kreatif inovatif. Sesuatu tidak bernilai berlimpah ruah diubah jadi rejeki berlimpah penuh manfaat. Itu bisa terjadi karena ” terampil untuk beda “. Terampil karena refleks. Terjadi refleks karena sering melakukan. Akibat menguasai ilmu apa yang dilakukan.
Salam 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630