Sat. Sep 14th, 2024

Terlepas dari pemikiran berpihak atau tidaknya kepada partai politik tertentu. Tulisan ini berbasiskan netralitas azas dari data dan fakta. Sehingga bisa ditarik benang merahnya di mana letak masalah bangsa dan alternatif – alternatif solusinya.

Visi misi pemerintah menuju Indonesia masuk jadi negara maju. Saat usia kemerdekaan Indonesia pada 100 tahun yaitu 2045. Perlunya telaah mendalam agar hambatan dan rintangan bisa diantisipasi.

Sebaliknya modal kemenangan mewujudkan visi misi Indonesia Maju 2045 harus diurai apa adanya. Agar jadi sumber spirit terciptanya kondisi makin gesit lagi memberdayakannya. Tanpa motivasi tinggi, apapun juga tiada arti.

Batasan negara maju ; pendapatan per kapita minimal USD 12.000 atau setara minimal Rp 16 juta/kapita/bulan, prevalensi stunting maksimal 5%, indeks inovasi global dan indeks kompleksitas ekonomi peringkat 20, angka kemiskinan 3% dan lainnya.

1). Bonus demografi.

Fenomena langka sebuah negara komposisi usia produktif 15 sd 64 tahun mendominasi jumlahnya. Sejak tahun 2020 hingga 2045, di Indonesia di atas 50%. Puncaknya tahun 2033 akan sekitar 67%. Ini kekuatan sangat dahsyat, modal utama menang.

Bonus demografi akan jadi daya ungkit pertumbuhan ekonomi dan ” mesin turbo ” mendorong kemajuan bangsa. Terwujud jika manusianya bermutu tinggi dalam mental improvisasi kemandirian nuansa kreatif inovatif. Inilah rohnya sebuah bangsa beradab dan disegani dunia.

3). Daya saing.

Indonesia luar biasa kenaikan peringkat daya saingnya yang dulu peringkat ke 64, naik terus, saat ini peringkat ke 27. Menyalip Jepang, Turki, India, Malaysia dan lainnya. Utamanya dalam efisiensi pemerintahan, ekonomi nasional dan dinamika bisnisnya.

Peringkat daya saing yang meroket ini bukan karena jatuh dari langit begitu saja. Tapi karena kerja keras yang sinergis dan gigih. Ini sangat penting sebagai modal persaingan di era globalisasi saat ini. Walaupun sektor pendidikan dan kesehatan masih kurang daya saingnya.

4). Indeks kualitas infrastruktur.

Indonesia peringkat ke 27 di dunia dan peringkat ke 1 di Asean, dalam indeks mutu infrastrukturnya. Indeks kualitas infrastruktur hampir selalu linier dengan besar produk domestik bruto (PDB) sebuah negara. Korelatif dengan rendahnya harga pokok produksi (HPP) apapun produknya.

Konkretnya, berkat jalan tol dan pelabuhan banyak dibangun ongkos kirim kontainer hemat Rp 5 juta/unit dari Cibubur ke Pangkalan Bun Kalteng. Dulu Rp 23 juta, saat ini Rp 18 juta. Indonesia sudah peringkat ke 17 dalam PDB dan infrastrukturnya di anggota G20.

Sebagai pembanding sesama anggota G20. Jerman mewakili Eropa peringkat ke 1 kualitas infrastrukturnya. RRC peringkat ke 2 dan AS peringkat ke 3. Dalam PDB AS peringkat ke 1, RRC ke 2 dan Eropa ke 3. Artinya hampir selaras antara kualitas infrastruktur dan PDB terbentuknya.

Keempat parameter utama di atas, bekal kemenangan sangat kuat. Dibarengi oleh dimasifkan hilirisasi pada berbagai komoditas andalan Indonesia baik mineral, tambang dan hasil bumi. Terbukti efektif meningkatkan indeks inovasi global dan indeks kompleksitas ekonomi global kita.

Namun demikian agar kita rendah hati butuh mawas diri pada hal – hal di bawah ini ;

1). Prevalensi stunting walaupun sudah turun drastis dari 37,4% (2013) jadi 21,6% (2023), karena ideal negara maju maksimal 5%. Itulah sebab ada progja makan siang gratis bergizi tinggi. Agar ada peningkatan mutu SDM mendatang. Sehingga anatominya makin tinggi dan IQ naik serta punya daya saing tinggi.

2). Daya saing yang lemah pada pendidikan walaupun kampusnya terbanyak di dunia 4.000 an, tapi minim melahirkan pebisnis inovatif, hanya 3,47% entrepreneur Indonesia. Negara maju minimal 8%, Singapura 8,76%. Bidang kesehatan, kapital terbang berobat di negara tetangga Rp 180 triliun/tahun, ini belum impor alkes dan farmasinya.

3). Ketahanan dan swasembada pangan. Ini masalahnya paling bising di publik karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Kapital terbang impor pangan sudah tembus Rp 400 triliun/tahun, padahal harusnya jadi rejeki petani peternak kita, jika politik anggaran berpihak minimal 10% saja dari APBN untuk pertanian pangan.

Salam Antusias 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *