Pesan Guru Malamku ;

” Jika mau jadi orang baik, maka bergaulah dengan orang – orang baik. Jika mau jadi orang pintar terampil, maka bergaulah dengan orang – orang pintar terampil. Jika mau jadi orang kaya, maka bergaulah dengan orang – orang kaya. “

” Tapi setelah jadi orang baik, pintar terampil dan kaya bergaulah dengan mereka yang sebaliknya. Agar jadi suri tauladan perubahannya. Di sanalah letak hidup begitu terasa manfaatnya bagi orang lain. “

Mungkin pesan itulah yang dijabarkan di lapangan oleh beberapa orang yang saya kenal di bawah ini, sekalipun non sarjana, begitu antusias mendidik kawula muda calon sarjana agar hidupnya terampil mandiri. Seperti dirinya. Di antaranya ;

1. Mas Sarjono, di Lampung. Sapinya ratusan ekor, mitra peternak binaannya sekitar 100 KK. Mahasiswa fakultas peternakan tiada pernah sepi merdeka belajar di kandang sapinya. Berbagi ilmu sepanjang hayat bermanfaat bagi yang dapat ilmunya.

Konsepnya membentuk kelompok peternak. Dioptimalkan pemberdayaan KUR di BRI. Mulai teknis mengelola usaha ternak sapi dan cara mendapatkan fasilitas kredit KUR di bank diajarkan. Termasuk cara memasarkan.

Siapapun rasanya tiada mungkin lagi tidak jadi praktisi peternak jika polanya seperti ini. Ibaratnya dituntun apapun problematika dan dinamika beternak sapi mulai hulu hingga hilir. Semua ada. Tinggal ATP (Amati, Tiru, Plek) atau ATM (Amati, Tiru, Modifikasi).

2. Wayan Rinata di Buleleng Bali, Sersan Mugiyanto di Magelang, Mas Sujarwo di Banyuwangi, Mas Paidi Porang di Madiun dan Mas Juliono di Kediri. Sama persis, beda objek usahanya. Ini di bidang tanaman. Siapa saja bisa jadi praktisi (pengusaha) asal diawali. Apalagi ada mentornya.

Bagi mereka non gelar, pendidikan formal setinggi mungkin itu penting. Tapi paling penting ” nyatane“, faktanya. Pembuktian. Fakta berubah. Karena pendidikan tergerak melakukan dan menuai perubahan nyata. Bermanfaat bagi masyarakat dan bangsanya.

Salam 🇲🇨
Wayan Supadno
Pak Tani
Hp 081586580630